Tingginya insidensi dan rendahnya prognosis kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK), serta
biaya pengobatannya yang tinggi, mendorong perlunya penelitian tentang penggunaan obat dan
analisis biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola penggunaan obat antikanker
pada pasien KPKBSK, menilai kesesuaiannya dengan tatalaksana terkini, memastikan penggunaan
obat yang rasional, menganalisis biaya pengobatan, dan mengidentifikasi faktor yang memengaruhi
durasi terapi di Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Bandung. Penilitian ini merupakan studi potong
lintang retrospektif dengan menganalisis data sekunder yaitu rekam medis eletronik dan data klaim
BPJS pasien KPKBSK periode Januari-Desember 2023. Analisis dilakukan terhadap data demografis,
penggunaan obat antikanker, premedikasi, biaya pengobatan, dan faktor-faktor yang memengaruhi
durasi terapi. Kemoterapi konvensional yang digunakan terdiri dari sisplatin-pemetreksed (31,7%),
karboplatin-paklitaksel (29,0%), dan karboplatin-pemetreksed (4,3%). Terapi target yang digunakan
adalah gefitinib (20,4%), erlotinib (7,0%), afatinib (5,4%), dan alektinib (2,2%). Pemilihan antikanker
lini pertama kurang sesuai dengan tatalaksana karena imunoterapi dan osimertinib tidak masuk ke
dalam formularium nasional sehingga tidak tersedia di rumah sakit. Pemilihan sisplatin untuk pasien
KPKBSK stadium lanjut yang sudah lanjut usia dan memiliki komorbid juga tidak sesuai dengan
rekomendasi tatalaksana. Pemilihan furosemid dan vitamin neurotropik sebagai premedikasi tidak
sesuai dengan rekomendasi ilmiah. Ditemukan pula beberapa interaksi obat-obat mayor antara
antikanker dengan obat lain, seperti sisplatin dengan furosemid. Selain itu, ditemukan terdapat
beberapa reaksi obat merugikan yang berpotensi disebabkan oleh antikanker seperti mual,
muntah, diare, dermatitis alergi, ketidakseimbangan elektrolit, dan anemia. Hasil cost minimization
analysis menemukan bahwa karboplatin-paklitaksel dan erlotinib memiliki biaya yang paling
rendah. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada durasi terapi pasien
antara kategori indeks massa tubuh pasien yang diberikan kemoterapi konvensional (p=0,041),
terdapat perbedaan signifikan pula pada durasi terapi antara tingkat pendidikan pasien yang
diberikan kemoterapi konvensional (p=0,035) dan terapi target (p=0,022).