PT Timah Tbk merupakan perusahaan tambang timah yang telah melakukan penawaran umum
perdana saham atau /nitial Public Offering (IPO) pada 19 oktober 1995. Penjualan saham kepada
publik merupakan salah satu strategi pemodalan yang baik untuk mendapatkan dana tambahan
untuk melancarkan operasional perusahaan atau mempercepat kegiatan ckspansi. Saat melakukan
IPO (Initial Public Offering), perusahaan akan mendapatkan modal baru dengan menarik dana dari
masyarakat melalui penjualan saham di pasar primer sedangkan masyarakat sebagai pemilik saham
akan mendapatkan keuntungan dari transaksi jual beli saham berupa capital gain di pasar sekunder
dan dari dividen yang dibagikan perusahaan secara berkala.
Saham dari perusahaan dengan kinerja yang baik biasanya diminati oleh banyak investor sehingga
meningkatkan permintaan pada saham dan pada akhimya meningkatkan harga saham tersebut.
Harga saham TINS.JK sejak pertengahan tahun 2022 menunjukkan tren penurunan hingga awal
tahun 2024. Menurunnya harga saham ini dianggap sebagai sinyal turunnya kinerja perusahaan
yang juga ditunjukkan dengan penurunan laba bersih perusahaan sejak kuartal ke-1 tahun 2022.
Bila kondisi ini terus berlanjut maka akan berdampak pada ketidakpastian capital gain dan deviden
yang dapat menyebabkan kerugian pada investor. Mengantisipasi dampak kerugian yang lebih
besar di masa mendatang investor perlu menentukan sikap terhadap saham TINS.JK.
Penelitian ini menggunakan analisis fundamental untuk melihat hubungan rasio keuangan
perusahaan terhadap pembentukan harga saham. Analisis fundamental dilakukan dengan metode
Multiple Regression Analysis (MRA). Sementara itu, untuk memprediksi arah pergerakan saham
TINS.JK dilakukan dengan membandingkan peramalan menggunakan metode Adaptive Neuro
Fuzzy Inference System (ANFIS) dan dengan Multiple Regression Analysis (MRA). Analisis
dengan MRA menunjukkan bahwa hanya variabel earning per share (EPS) dan price to book value
(PBV) saja yang mempengaruhi nilai average share price (ASP). Sedangkan peramalan dengan
ANFIS menghasilkan MAPE yang lebih rendah, sebesar 7.61% dibandingkan peramalan dengan
MRA dengan MAPE sebesar 8.64%.