digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aleo Saputra
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PT Timah Tbk merupakan perusahaan tambang timah yang telah melakukan penawaran umum perdana saham atau /nitial Public Offering (IPO) pada 19 oktober 1995. Penjualan saham kepada publik merupakan salah satu strategi pemodalan yang baik untuk mendapatkan dana tambahan untuk melancarkan operasional perusahaan atau mempercepat kegiatan ckspansi. Saat melakukan IPO (Initial Public Offering), perusahaan akan mendapatkan modal baru dengan menarik dana dari masyarakat melalui penjualan saham di pasar primer sedangkan masyarakat sebagai pemilik saham akan mendapatkan keuntungan dari transaksi jual beli saham berupa capital gain di pasar sekunder dan dari dividen yang dibagikan perusahaan secara berkala. Saham dari perusahaan dengan kinerja yang baik biasanya diminati oleh banyak investor sehingga meningkatkan permintaan pada saham dan pada akhimya meningkatkan harga saham tersebut. Harga saham TINS.JK sejak pertengahan tahun 2022 menunjukkan tren penurunan hingga awal tahun 2024. Menurunnya harga saham ini dianggap sebagai sinyal turunnya kinerja perusahaan yang juga ditunjukkan dengan penurunan laba bersih perusahaan sejak kuartal ke-1 tahun 2022. Bila kondisi ini terus berlanjut maka akan berdampak pada ketidakpastian capital gain dan deviden yang dapat menyebabkan kerugian pada investor. Mengantisipasi dampak kerugian yang lebih besar di masa mendatang investor perlu menentukan sikap terhadap saham TINS.JK. Penelitian ini menggunakan analisis fundamental untuk melihat hubungan rasio keuangan perusahaan terhadap pembentukan harga saham. Analisis fundamental dilakukan dengan metode Multiple Regression Analysis (MRA). Sementara itu, untuk memprediksi arah pergerakan saham TINS.JK dilakukan dengan membandingkan peramalan menggunakan metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) dan dengan Multiple Regression Analysis (MRA). Analisis dengan MRA menunjukkan bahwa hanya variabel earning per share (EPS) dan price to book value (PBV) saja yang mempengaruhi nilai average share price (ASP). Sedangkan peramalan dengan ANFIS menghasilkan MAPE yang lebih rendah, sebesar 7.61% dibandingkan peramalan dengan MRA dengan MAPE sebesar 8.64%.