Reteplase, protein rekombinan turunan dari tissue plasminogen activator (tPA)
merupakan salah satu enzim fibrinolitik yang penting dalam terapi trombolitik
untuk mengobati penyakit infark miokard akut (IMA). Namun produksi reteplase
pada Escherichia coli seringkali menghasilkan agregat protein tidak terlarut yang
dikenal sebagai badan inklusi. Reteplase juga mengandung beberapa ikatan
disulfida yang penting untuk stabilitas dan aktivitas biologinya yang seringkali
menjadi tantangan untuk mendapatkan ikatan disulfida yang benar apabila
diproduksi di sitoplasma E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh sinyal peptida PelB dan TorA terhadap kelarutan dan aktivitas protein
reteplase dan mengetahui kondisi optimal produksi reteplase yang telah di fusi
dengan sinyal peptida PelB dan TorA. Dalam penelitian ini, gen pengkode sinyal
peptida pelB dan torA dikloning ke dalam vektor ekspresi pET24b_ret untuk
menghasilkan pET24b_ret_pelB dan pET24b_ret_torA dan ditransformasikan ke
dalam E. coli BL21(DE3). Ekspresi protein diinduksi menggunakan IPTG dengan
konsentrasi 0,5 dan 1,0 mM pada suhu 20°C dan 37°C untuk menentukan kondisi
optimal yang dapat menghasilkan reteplase dalam bentuk terlarut. Aktivitas
protein reteplase terlarut diuji menggunakan metode kaseinolisis radial dengan
keberadaan plasma darah sebagai sumber plasminogen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekspresi optimal reteplase diperoleh pada suhu 37°C dengan
konsentrasi IPTG 0,5 mM. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa protein
reteplase yang telah di fusi dengan sinyal peptida pelB dapat menghasilkan
reteplase dalam bentuk terlarut dan memiliki aktivitas berdasarkan uji kaseinolisis
radial. Sedangkan protein reteplase hasil fusi dengan sinyal peptida torA tidak
memberikan aktivitas.