digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Reteplase, protein rekombinan turunan dari tissue plasminogen activator (tPA) merupakan salah satu enzim fibrinolitik yang penting dalam terapi trombolitik untuk mengobati penyakit infark miokard akut (IMA). Namun produksi reteplase pada Escherichia coli seringkali menghasilkan agregat protein tidak terlarut yang dikenal sebagai badan inklusi. Reteplase juga mengandung beberapa ikatan disulfida yang penting untuk stabilitas dan aktivitas biologinya yang seringkali menjadi tantangan untuk mendapatkan ikatan disulfida yang benar apabila diproduksi di sitoplasma E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sinyal peptida PelB dan TorA terhadap kelarutan dan aktivitas protein reteplase dan mengetahui kondisi optimal produksi reteplase yang telah di fusi dengan sinyal peptida PelB dan TorA. Dalam penelitian ini, gen pengkode sinyal peptida pelB dan torA dikloning ke dalam vektor ekspresi pET24b_ret untuk menghasilkan pET24b_ret_pelB dan pET24b_ret_torA dan ditransformasikan ke dalam E. coli BL21(DE3). Ekspresi protein diinduksi menggunakan IPTG dengan konsentrasi 0,5 dan 1,0 mM pada suhu 20°C dan 37°C untuk menentukan kondisi optimal yang dapat menghasilkan reteplase dalam bentuk terlarut. Aktivitas protein reteplase terlarut diuji menggunakan metode kaseinolisis radial dengan keberadaan plasma darah sebagai sumber plasminogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi optimal reteplase diperoleh pada suhu 37°C dengan konsentrasi IPTG 0,5 mM. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa protein reteplase yang telah di fusi dengan sinyal peptida pelB dapat menghasilkan reteplase dalam bentuk terlarut dan memiliki aktivitas berdasarkan uji kaseinolisis radial. Sedangkan protein reteplase hasil fusi dengan sinyal peptida torA tidak memberikan aktivitas.