digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta keberadaan rembesan minyak bumi di Desa Batu Ke’de, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan peneliti terdahulu, rembesan minyak bumi tersebut berkaitan dengan batuan sedimen kaya organik Formasi Toraja berumur Paleogen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pembentukan hidrokarbon dengan mengidentifikasi karakteristik material organik dan hubungan antara biomarka rembesan minyak bumi dan batuan sumber hidrokarbon, serta pemodelan kinetika pirolisis batuan sumber Formasi Toraja. Ruang lingkup penelitian ini adalah rembesan minyak bumi dan batuan sedimen kaya organik Formasi Toraja yang menyebar dari bagian selatan Kabupaten Enrekang hingga bagian utara Kabupaten Toraja Utara dengan metoda analisis geokimia organik, petrologi organik, palinologi, dan pemodelan kinetika pirolisis batuan sumber. Hipotesis yang ingin dibuktikan adalah bahwa karakter rembesan minyak bumi di daerah penelitian berkaitan dengan karakter batuan tertentu pada Formasi Toraja. Adapun kebaruan pada penelitian ini adalah secara komprehensif memadukan metode analisis geokimia organik, petrologi organik, palinologi, serta pemodelan kinetika untuk daerah penelitian. Perpaduan metode analisis tersebut dapat saling melengkapi hasil analisis satu sama lain. Kandungan karbon organik total sampel batulempung bervariasi antara 0,03 hingga 4,52% massa dan tergolong buruk hingga sangat baik. Batulempung tersebut bersifat belum matang hingga lewat matang dengan gabungan kerogen Tipe II dan III. Nilai reflektan vitrinit pada batulempung berkisar antara 0,47 – 4,52% Ro. Sampel batulempung yang dianalisis mewakili Formasi Toraja dan batuan sumber rembesan minyak bumi mempunyai lingkungan pengendapan serupa pada pengendapan laut delta dengan kondisi oksidasi tinggi. Sumber material organik untuk sampel batuan dan minyak bumi didominasi oleh input terestrial. Minyak bumi tersebut diduga berasal dari batuan sumber Paleogen, yang umurnya berkorelasi dengan Formasi Toraja. Palinomorf yang ditemukan dari sampel batuan yang dipelajari menunjukkan umur Eosen akhir hingga Oligosen dengan pengaruh terestrial yang kuat pada lingkungan pengendapan laut dangkal. Analisis biomarka menunjukkan bahwa sampel batuan memiliki kontribusi tumbuhan tingkat tinggi terrigenous yang lebih besar, sedangkan sampel minyak bumi menunjukkan tingkat pengaruh laut yang lebih tinggi. Tingkat kematangannya juga berbeda antara sampel batuan sumber yang menghasilkan minyak bumi (puncak matang) dan sampel batuan yang dianalisis (belum matang). Parameter kinetika pirolisis batuan sumber Formasi Toraja memperlihatkan distribusi energi aktivasi dengan nilai dominan kisaran 100 dan 99 kJ/mol dengan faktor frekuensi 7,23 E+9 dan 4,04 E+9 /detik. Model distribusi energi aktivasi memperlihatkan karakteristik gabungan kerogen Tipe II dan Tipe III dengan rendahnya heterogenitas material asal pada lingkungan pengendapan transisi dengan pengaruh laut yang cukup dominan. Dapat disimpulkan bahwa batuan sumber rembesan minyak bumi setara dengan sampel batuan yang dianalisis namun dalam keadaan lebih matang, karena diendapkan pada kondisi yang lebih dalam dan lebih mengalami pengaruh laut. Batuan sumber rembesan minyak bumi tidak tersingkap dan terletak di bagian cekungan yang lebih dalam, terendapkan pada fasies laut yang lebih dalam (fasies distal delta front dan fasies prodelta), sementara sampel batuan yang dianalisis terendapkan pada fasies delta plain.