Wilayah pesisir di Jawa Barat merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana tsunami, salah satunya adalah Desa Batukaras. Desa ini pernah terdampak oleh Bencana Tsunami Pangandaran 2006 dan juga menghadapi ancaman tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi dari Segmen Megathrust Jabar-Jateng. Desa Batukaras, dengan potensi wisatanya yang dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara ini perlu melakukan perencanaan mitigasi yang baik dan cocok untuk diterapkan dalam menghadapi ancaman bencana tersebut. Dalam mewujudkan rencana mitigasi, pemerintah setempat maupun masyarakat perlu mengetahui kawasan mana saja yang rentan terhadap bencana tersebut, dengan begitu rencana mitigasi yang sesuai dapat direalisasikan. Untuk mencapai hal tersebut, perlu diproduksi potensi bahaya tsunami di Desa Batukaras beserta limpasannya ke daratan Desa Batukaras. Dalam penelitian ini dilakukan pemodelan numerik untuk membuat potensi limpasan tsunami di wilayah pesisir Desa Batukaras. Pemodelan ini dibuat dengan resolusi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 5,5 meter. Pemodelan ini dilakukan menggunakan perangkat lunak Delft3D modul FLOW. Dalam penelitian ini dikembangkan juga tujuan untuk membentuk domain pemodelan yang merepresentasikan kondisi sebenarnya dengan mengintegrasikan beberapa data yang memiliki spesifikasi yang berbeda. Kemudian dalam penelitian ini juga dilakukan uji sensitivitas model limpasan tsunami terhadap parameter fisik berupa kekasaran permukaan, dan parameter numerik berupa time step dan threshold depth, serta parameter reflection parameter alpha. Setelah itu dilakukan analisis limpasan tsunami dari hasil model yang paling sesuai setelah melakukan uji sensitivitas. Integrasi data untuk menghasilkan domain pemodelan yang representatif perlu penyesuaian terhadap datum vertikal dan resolusinya. Hal ini dikarenakan masing-masing data memiliki datum vertikal dan resolusi yang berbeda-beda. Dalam menghasilkan domain pemodelan yang representatif perlu dilakukan beberapa kali pengulangan integrasi. Kemudian, uji sensitivitas yang dilakukan membawa penelitian ini pada kesimpulan bahwa model limpasan tsunami ini cukup sensitif terhadap parameter numerik berupa threshold depth, semakin kecil nilai threshold depth semakin besar kemungkinan model menjadi tidak stabil. Namun, threshold depth yang mencapai batas maksimum atau terlalu besar juga akan mengakibatkan terabaikannya interaksi gelombang di wilayah dengan kedalaman kurang dari threshold depth. Sementara itu, sensitivitas model....