Kestabilan produksi sumur merupakan faktor utama yang menentukan keberlanjutan produksi panas bumi. Namun, pada beberapa kasus, sumur menunjukkan gejala siklik berupa fluktuasi periodik pada tekanan kepala sumur, laju alir, dan entalpi, yang mengganggu pasokan uap ke fasilitas permukaan serta menurunkan efisiensi sistem pembangkit. Fenomena ini sering dipicu oleh dua atau lebih feedzone dengan karakteristik termohidraulik kontras, seperti perbedaan entalpi dan permeabilitas. Feedzone dengan permeabilitas rendah tidak mampu mempertahankan aliran stabil, sehingga tekanan dan produksi berfluktuasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi feedzone dominan penyebab siklik pada sumur LHD-? di Lapangan Geotermal Lahendong, menganalisis kontribusinya terhadap perilaku aliran fluida, dan mengevaluasi skenario mitigasi yang efektif. Pemodelan numerik sistem radial digunakan untuk merepresentasikan interaksi simultan sumur, reservoir secara realistis. Model dikalibrasi dengan data lapangan untuk memastikan kesesuaian dengan kondisi aktual sebelum menjalankan skenario produksi. Hasil numerik menunjukkan bahwa dari total empat feedzone, interaksi dominan terjadi antara feedzone 3 dan feedzone 4. Fluktuasi pada feedzone ke-3 selaras dengan perubahan pada feedzone 4, yang menandakan adanya kompetisi aliran sebagai pemicu utama ketidakstabilan signifikan pada laju alir, tekanan, dan entalpi. Skenario simulasi yang menutup tiga feedzone terdalam dan hanya mempertahankan produksi dari feedzone 1, dengan tekanan kepala sumur 13 bar, menghasilkan pola produksi yang stabil. Kondisi ini mampu mempertahankan laju alir sekitar 2 kg/s. Temuan ini menunjukkan bahwa ketidakstabilan produksi terutama dikendalikan oleh interaksi antar feedzone, dan strategi pengaturan kondisi operasi serta penentuan target pengeboran yang tepat dapat secara efektif menekan perilaku siklik. Dengan demikian, untuk pengembangan di area selatan, khususnya pada zona batas lapangan, pengeboran sumur dangkal sudah cukup untuk menjaga stabilitas produksi.
Perpustakaan Digital ITB