digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanah longsor dapat terjadi hampir di seluruh bagian dunia, salah satunya di Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang kerap terjadi bencana tanah longsor. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tanah longsor merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Pulau Jawa pada tahun 1998 – 2023 jika dibandingkan dengan bencana alam yang lain. Bencana tanah longsor tersebut menimbulkan dampak yang serius sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan bencana tanah longsor melalui penilaian bencana tanah longsor. Penilaian bencana tanah longsor dilakukan dengan tujuan untuk memahami karakteristik bencana tanah longsor serta untuk mengetahui potensi risiko yang dapat terjadi akibat bencana tanah longsor. Pemodelan bahaya tanah longsor merupakan salah satu metode penilaian bencana tanah longsor yang paling efektif untuk dilakukan sebagai upaya pengurangan dampak bencana tanah longsor. Model bahaya tanah longsor digunakan untuk mengetahui tingkat bahaya tanah longsor di suatu wilayah. Penilaian bahaya tanah longsor dapat dilakukan secara deterministik dan probabilistik sehingga dapat menilai bahaya tanah longsor dengan lebih komprehensif karena mempertimbangkan ketidakpastian dari faktor pengendali yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor. Salah satu faktor pengendali yang bersifat probabilistik adalah curah hujan. Adapun beberapa faktor pengendali yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor adalah topografi, geologi, penutup lahan, kegempaan, curah hujan, dan hidrologi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan bahaya tanah longsor berdasarkan beberapa skenario pemodelan, yaitu secara deterministik dan probabilistik. Adapun jumlah skenario yang dilakukan pada penelitian ini adalah 12 skenario yang dibedakan berdasarkan penggunaan metode pemodelan dan data periode ulang curah hujan penyusun model. Pemodelan bahaya tanah longsor diawali dengan pemodelan suseptibilitas tanah longsor untuk mengetahui potensi atau tingkat kerawanan suatu daerah untuk terjadi tanah longsor. Metode yang digunakan untuk memodelkan suseptibilitas tanah longsor adalah metode analytical heirarchy proccess (AHP) dan frequency rasio (FR). Kedua metode tersebut masing-masing bersifat heuristik dan statistik. Metode heuristik dilakukan untuk menilai faktor pengendali tanah longsor penyusun model berdasarkan pendapat para ahli. ..........