digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800








DAFTAR PUSTAKA CAVIN ORNANDO SIMORANGKIR
EMBARGO  2028-08-14 

LAMPIRAN CAVIN ORNANDO SIMORANGKIR
EMBARGO  2028-08-14 

Kontribusi sektor pariwisata terhadap kinerja ekonomi di Pulau Jawa menunjukkan variasi antardaerah sehingga diperlukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perkembangan pariwisata dan kinerja perekonomian provinsi di Pulau Jawa dalam jangka pendek dan panjang, menggunakan model ARDL, dengan data sekunder tahun 2000-2024. Variabel yang diteliti mencakup kinerja ekonomi yaitu: PDRB, TPT, Rasio Gini, dan Tingkat Kemiskinan, serta variabel pariwisata, yaitu: jumlah wisatawan, LOS, TPK, jumlah hotel dan restoran, pengeluaran wisatawan, jumlah DTW, investasi, dan aksesibilitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor pariwisata berkontribusi positif terhadap pertumbuhan PDRB di seluruh provinsi, meskipun dampaknya terhadap aspek sosial-ekonomi berbeda-beda. Di Banten, pengeluaran wisatawan menjadi penggerak utama ekonomi, namun penurunan TPT dan kemiskinan lebih dipengaruhi oleh investasi, sementara aktivitas wisata dari jumlah wisatawan dan perkembangan akomodasi yang tidak terkelola justru dapat berdampak negatif. Di DKI Jakarta kontribusi pariwisata bersifat jangka pendek, dengan pengurangan TPT lebih dipengaruhi oleh LOS, belanja wisatawan, serta jumlah hotel dan restoran. Investasi juga turut berkontribusi, namun risiko ketimpangan dan kemiskinan meningkat jika infrastruktur tidak inklusif. Di Jawa Barat, kontribusi jangka panjang dari aktivitas akomodasi dan belanja wisatawan terhadap PDRB dinilai kuat, ditambah dengan investasi sebagai faktor pendukung kesejahteraan, meskipun aksesibilitas dan daya tarik wisata menjadi perhatian. DI Yogyakarta menunjukkan dampak positif secara masif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, namun lonjakan wisatawan tanpa pengelolaan yang baik dapat memperburuk ketimpangan. Kemudian, PDRB Jawa Tengah didukung oleh kunjungan wisatawan, tetapi peningkatan destinasi tanpa tata kelola yang memadai dapat memperburuk pasar tenaga kerja, dimana investasi dan lama tinggal tetap menjadi faktor pendukung. Sementara itu, di Jawa Timur, pariwisata berkontribusi terhadap PDRB melalui hotel, restoran, pengeluaran, dan aksesibilitas, namun hanya investasi yang secara konsisten mendukung kesejahteraan. Aktivitas wisata yang tidak terkelola dapat meningkatkan tekanan sosial-ekonomi di Jawa Timur. Optimalisasi peran pariwisata provinsi di Pulau Jawa menuntut strategi pengelolaan yang berorientasi pada kualitas, keberlanjutan, dan inklusivitas melalui pembangunan infrastruktur yang adil dan terhubung, integrasi investasi dengan pemberdayaan lokal, penguatan tata kelola destinasi, pelibatan masyarakat, serta penerapan sistem monitoring lintas sektor untuk mengevaluasi dampak sosial-ekonomi secara menyeluruh.