Simulasi arus di perairan utara Belitung perlu dikaji untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kualitas air laut. Hal ini dikarenakan terdapat banyak
pertambangan timah di Pulau Belitung yang aktivitasnya dapat mengalirkan
limbah ke laut, sehingga berdampak pada kualitas air laut. Simulasi arus laut di
perairan Belitung Utara dilakukan sepanjang tahun 2022 dengan menggunakan
model Delft3D dengan input data batimetri yang diunduh dari BATNAS dengan
resolusi 6” atau setara dengan ±180 meter, pasang surut didapatkan dari Tidal
Model Driver yang diaplikasikan pada syarat terbuka pada bagian barat, timur,
dan utara (skenario 1). Selain itu, input data angin diambil dari European Center
for Medium Rang Forecast (ECMWF) dengan resolusi spasial sebesar 1/4° dan
memiliki resolusi temporal 3 jam (skenario 2). Hasil simulasi ditemukan bahwa
pada skenario pasang surut + angin pada musim timur saat kondisi purnama
terlihat kenaikan kecepatan tertinggi dari 0,105 m/s menjadi 0,120 m/s, kemudian
pada skenario pasang surut + angin pada musim barat saat kondisi purnama
terlihat penurunan kecepatan tertinggi dari 0,095 m/s menjadi 0,085 m/s. Secara
umum pola arus menuju pasang dan menuju surut pada saat purnama dan perbani
pada kedua skenario menunjukkan pola arus yang sama yakni dari arah timur
menuju ke arah barat untuk menuju pasang, dan dari arah barat menuju arah timur
untuk menuju surut. Pengaruh angin terlihat cukup berpengaruh terhadap
magnitudo arus permukaan pada saat musim barat dan musim timur karena
magnitudo angin yang cukup besar yakni sebesar 3,5-5,5 m/s pada saat musim
barat dan sebesar 3-5 m/s pada musim timur, sedangkan pada musim peralihan 1
dan musim peralihan 2 pengaruh angin terlihat sangat kecil terhadap magnitudo
arus permukaan akibat magnitudo angin yang kecil yakni sebesar 0,7-1,5 m/s
untuk musim peralihan 1 dan sebesar 1,2-1,8 m/s pada musim peralihan 2.