Indonesia, yang diapit oleh dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia,
memiliki iklim yang dipengaruhi oleh perubahan Sea Surface Temperature (SST)
pada kedua samudra tersebut. Perubahan SST di Samudra Pasifik dikenal sebagai
El Niño Southern Oscillation (ENSO), sedangkan di Samudra Hindia dikenal
sebagai Indian Ocean Dipole (IOD). Ketika SST di Samudra Pasifik lebih hangat
dari rata-rata, fenomena tersebut dikenal sebagai El Niño. Sebaliknya, ketika suhu
di bagian barat Samudra Hindia lebih dingin daripada bagian timur, maka disebut
sebagai fenomena IOD Positif. El Niño dan IOD Positif dapat menyebabkan
kekeringan di Indonesia dengan mengurangi curah hujan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh independen dari El Niño
dan IOD Positif terhadap kekeringan di Indonesia tanpa mempertimbangkan fase
dari ENSO/IOD. Metode yang digunakan adalah multiple linear regression untuk
mendapatkan nilai koefisien regresi dari variabel El Niño dan IOD Positif kemudian
nilai tersebut difilter dengan p-value < 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa El Niño secara umum mempengaruhi hampir
seluruh wilayah Indonesia, sementara IOD Positif memiliki pengaruh lebih kuat di
bagian barat Indonesia. El Niño dan IOD Positif independen menunjukan pengaruh
yang lebih meluas ketika periode kekeringan 12 bulan (SPI-12). Pengaruhnya lebih
sedikit pada periode kekeringan 3 bulan (SPI-3) dan 6 bulan (SPI-6).