digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Taman Wisata Alam Pangandaran merupakan destinasi ekowisata legendaris di Pangandaran. Besarnya animo masyarakat untuk melakukan wisata alam pasca pandemi Covid-19 menjadi peluang kembalinya sektor pariwisata berbasis alam. Namun, Taman Wisata Alam Pangandaran justru mengalami penurunan wisatawan akibat maraknya wisata alam buatan. Potensi keindahan alam yang dimiliki Taman Wisata Alam Pangandaran dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik bagi wisatawan. Pengembangan pariwisata berbasis ekowisata sejatinya tidak terlepas dari prinsip konservasi, edukasi, pariwisata, ekonomi, dan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan berkelanjutan dengan memperhitungkan daya dukung yang dimiliki oleh kawasan wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung daya dukung Taman Wisata Alam Pangandaran menggunakan metode Cifuentes (1992), daya tampung, dan model antrian yang sesuai dengan daya dukung wisata. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa TWA Pangandaran memiliki daya dukung fisik (Physical Carrying Capacity) sebesar 15.053 wisatawan/hari; daya dukung riil (Real Carrying Capacity) sebesar 1.007 wisatawan/hari; daya dukung manajemen (Management Capacity) sebesar 100% dan daya dukung efektif (Effective Carrying Capacity) sebesar 1.007 wisatawan/hari. Sementara itu, Daya tampung demografis kawasan surplus dengan nilai sebesar 0,23. Model antrian pengunjung TWA dengan ECC sebesar 1.007 wisatawan/hari memiliki lama kunjungan maksimum selama 60 menit. Perhitungan ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi pengembangan kawasan wisata TWA Pangandaran.