digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_MUHAMMAD MIRZA WIDIANTO
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Hidrogen Sulfida adalah gas yang sangat beracun, korosif, dan berbahaya walaupun pada konsentrasi rendah. Gas ini digunakan dalam beberapa industri, salah satunya adalah industri minyak dan gas. Sebagai salah satu industri minyak dan gas terbesar di Indonesia, potensi bahaya gas H2S tentu tidak dapat dipisahkan dari perusahaan ini. Salah satu proyek strategis dari Pertamina adalah Jambaran Tiung Biru, dimana kilang ini fokus memproses gas H2S yang tentu dapat menyebabkan bahaya pada pekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah analisis risiko kesehatan untuk melihat seberapa besar tingkat risiko pekerja terhadap paparan gas H2S terinhalasi. Pengambilan sampel dilakukan pada 30 pekerja kelompok terpapar dan 10 pekerja kelompok kontrol. Pengambilan sampel konsentrasi H2S di ambien lingkungan kerja diambil dengan metode metilen biru sedangkan sampel gas H2S terinhalasi diambil dengan metode personal sampler menggunakan adsorben charcoal tube sesuai dengan metode NIOSH 6013. Penelitian ini juga akan melihat pengaruh paparan H2S terhadap penurunan fungsi paru yang dilakukan melalui pemeriksaan spirometri. Hasil penelitian menujunkkan rata-rata nilai konsentrasi H2S ambien adalah 0,032, nilai ini masih dibawah baku mutu konsentrasi -H2S ambien di lingkungan kerja Permenaker No.5 Tahun 2018. Nilai konsentrasi -H2S terinhalasi pada pada kelompok terpapar didapatkan rentang (0,00327 - 0,00580) dan kelompok kontrol (<0,001). Hubungan antara penambahan intake dosis konsentrasi -H2S terhadap respon penurunun fungsi paru tidak dapat dibuktikan. Berdasarkan perhitungan Odds Ratio didapatkan bahwa responden kelompok terpapar lebih beresiko 4,52 kali dibandingkan responden kelompok terpapar. Nilai Risk Quotient (RQ) menunjukkan bahwa risiko kesehatan pekerja meningkat seiring waktu (RQ>1), terutama dalam jangka panjang