Industri petrokimia merupakan salah satu jenis industri yang berkembang pesat di masa
sekarang karena menghasilkan beragam produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Proses-proses industri petrokimia menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar yang
mengandung beragam kandungan berbahaya seperti logam berat. Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode untuk menurunkan kadar logam berat dalam limbah industri
petrokimia. Penelitian ini berfokus pada penggunaan metode adsorpsi dalam memisahkan
kandungan logam berat yang umum ditemukan dalam limbah industri petrokimia yaitu
kromium. Adsorben yang akan digunakan merupakan kombinasi kaolin dan chitosan
dalam bentuk kaolin-chitosan beads. Adsorben yang disintesis terlebih dahulu akan
dikarakterisasi menggunakan metode FTIR, XRD, SEM, serta BET untuk mengetahui
karakteristik fisik dan kimia. Lalu, performa pemisahan adsorben akan diuji dengan
menganalisis hasil proses adsorpsi dan regenerasi adsorben sejumlah dua siklus yang
dilakukan dengan sistem partaian. Dalam penelitian ini, pengaruh dari komposisi kaolin
dan chitosan dalam adsorben dan juga konsentrasi Cr (VI) dalam umpan akan dianalisis
terhadap nilai efisiensi penghilangan maupun kapasitas adsorpsi.
Dari hasil percobaan, diperoleh bahwa adsorben kaolin-chitosan beads dapat
menghilangkan Cr(VI) dalam larutan dengan rentang efisiensi penghilangan 11,85% -
99,56% dan kapasitas adsorpsi berada pada rentang 1,113 sampai 5,047 mg adsorbat per
gram adsorben. Komposisi adsorben memberikan pengaruh signifikan terhadap efisiensi
penghilangan dan kapasitas adsorpsi dengan adsorben yang memiliki efisiensi
penghilangan terbaik adalah adsorben dengan 25% chitosan dan 75% kaolin pada
konsentrasi umpan rendah sampai sedang atau 20 – 50 mg/L dan adsorben dengan
komposisi 75% chitosan dan 25% kaolin pada konsentrasi umpan tinggi atau 80 mg/L.
Pengaruh konsentrasi umpan terhadap performa adsorpsi hanya signifikan pada efisiensi
penghilangan dengan efisiensi penghilangan tertinggi yang tercapai saat konsentrasi
Cr(VI) dalam umpan bernilai rendah atau 20 mg/L.