BAB 1 Fraditya Balfis Abdillah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fraditya Balfis Abdillah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fraditya Balfis Abdillah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fraditya Balfis Abdillah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fraditya Balfis Abdillah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fraditya Balfis Abdillah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Korosi merupakan fenomena yang merugikan dan menjadi musuh utama dari ketahanan logam atau paduan logam. Untuk mengendalikan proses korosi terdapat beberapa metode, salah satunya yaitu dengan menggunakan inhibitor. Beberapa jenis inhibitor bersifat tidak ramah lingkungan sehingga dikembangkanlah Green Corrosion Inhibitor (GCI). GCI dapat bersumber dari ekstrak tumbuhan ( biji, daun, akar, buah), biopolimer, dan lain-lain. Pada penelitian ini digunakan daun kratom (Mitragyna speciosa) sebagai sumber GCI. Daun kratom diketahui memiliki senyawa-senyawa yang berpotensi untuk dijadikan inhibitor korosi yaitu alkaloid, flavonoid, dan senyawa fenolik. Potensi ekstrak daun kratom sebagai GCI untuk baja API 5L grade X52M dalam larutan HCl 1M dipelajari pada penelitian ini.
Daun kratom yang digunakan didapatkan dari petani kratom di Kalimantan dan sampel baja API 5L grade X52M didapatkan dari PT Krakatau Posco. Serangkaian percobaan pengujian korosi dengan metode uji rendam dan uji elektrokimia telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi inhibitor dan temperatur larutan terhadap efisiensi inhibisi ekstrak daun kratom. Uji perendaman dilakukan pada variasi temperatur 25, 35, 45, dan 55°C dengan variasi konsentrasi inhibitor 0, 1, 3, 5, 7, dan 9 gram per liter (gpl) dan direndam dalam larutan HCl 1 M selama 48 jam. Pada uji elektrokimia, dilakukan beberapa pengujian meliputi Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dan Potentiodynamic Polarization (PDP) yang dilakukan pada temperatur 25, 45 dan 55°C. Selain itu dilakukan karakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), Fourier Transform Infra-red Spectroscopy (FTIR), dan Ultraviolet-Visible Spectroscopy (Uv-Vis).
Efisiensi inhibitor tertinggi berdasarkan uji perendaman didapatkan pada temperatur 45°C dengan penambahan 7 gpl inhibitor yaitu sebesar 95,51%. Model adsorpsi mengikuti model Langmuir dengan mekanisme adsorpsi gabungan fisisorpsi dan kemisorpsi yang diindikasikan oleh nilai ?Gads yang berada pada rentang -40 kJ/mol sampai -20 kJ/mol. Hasil uji elektrokimia menunjukkan nilai Rct tertinggi yaitu 997,70 ? dengan efisiensi inhibitor sebesar 86,77% berdasarkan uji EIS dan PDP pada kondisi penambahan 7 gpl inhibitor temperatur 25°C. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan bahwa penambahan inhibitor dapat meminimalisir kerusakan sampel akibat proses korosi. Hasil karakterisasi FTIR produk korosi uji perendaman pada temperatur 25, 45, dan 55°C memiliki kemiripan lembah untuk bilangan gelombang tertentu dengan ekstrak daun kratom yang mengindikasikan terjadinya proses adsorpsi senyawa dari ekstrak daun kratom pada permukaan baja dan hal ini dikonfirmasi oleh uji Uv-Vis pada larutan sebelum dan sesudah perendaman.
Perpustakaan Digital ITB