Pertumbuhan penduduk yang cepat telah menciptakan kepadatan penduduk yang tinggi di kota-kota besar di Indonesia. Kepadatan penduduk Indonesia dipengaruhi oleh persebaran yang tidak merata, dengan sekitar 56,1% populasi Indonesia mendiami Pulau Jawa. Urbanisasi yang signifikan, pembangunan tak merata, dan dorongan ekonomi yang kuat telah mendorong peningkatan jumlah penduduk. Khususnya di DKI Jakarta, sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, kepadatan penduduknya mencapai 16.125 jiwa/km², melebihi standar normal WHO (9.600 jiwa/km²). Meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi yang pesat, muncul berbagai permasalahan diantaranya ketidaksetaraan sosial, ketidakadilan ekonomi, dan isu lingkungan, seperti permukiman kumuh, banjir, polusi, dan pengangguran.
Budaya bermukim masyarakat tradisional Indonesia umumnya menetap di suatu kampung. DKI Jakarta memiliki lebih dari 600 permukiman padat yang dinamakan kampung kota. Kampung kota merupakan lingkungan perumahan tradisional spesifik Indonesia, ditandai dengan kehidupan masyarakat yang terjalin dalam ikatan kekeluargaan yang erat (Herbasuki, 1984). Salah satu kampung kota terpadat di DKI Jakarta berada di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Wilayah ini didominasi oleh perumahan padat, lingkungan kumuh, dan kondisi sosial ekonomi yang beragam. Di sisi lain, Kampung Tambora termasuk ke dalam kawasan strategis untuk perdagangan, industri kecil, dan jasa. Kampung Tambora terkenal dengan industri garmen rumahan yang menjadi mata pencaharian warganya. Akan tetapi, infrastruktur perumahan yang ada kurang memadai untuk dapat mengakomodasi ruang ekonomi bagi warga dengan kondisi lingkungan yang tidak layak sehingga menjadi masalah utama yang perlu diatasi.
Dalam konteks ini, arsitektur memiliki potensi untuk menyediakan solusi perumahan berkelanjutan bagi kampung kota dengan menghadirkan wadah komunitas yang dapat mendukung ekonomi lokal berupa kampung susun. Pengembangan kampung susun ini mengintegrasikan tempat tinggal dengan ruang ekonomi ini mendorong produktivitas warga sekitar yang mencerminkan nilai-nilai budaya lokal. Pendekatan perancangan yang digunakan adalah behavior setting untuk dapat memahami perilaku dari pengguna. Solusi ini diharapkan dapat menawarkan lingkungan hidup yang lebih baik bagi penduduk Kampung Tambora, juga mempertahankan identitas dan ikatan sosial yang kuat di dalamnya.