Perubahan tutupan lahan (Land Cover Changes/LCC) menunjukkan perubahan karakteristik yang terus-menerus seperti pada jenis vegetasi, sifat tanah, dan sebagainya. Kabupaten Cianjur yang memiliki karakteristik topografi wilayah pegunungan dan perbukitan dengan potensi pertanian dan perkebunan yang tidak terlepas dari adanya fenomena perubahan tutupan lahan tersebut. Kabupaten Cianjur pun memiliki potensi yang besar pada sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan dengan bambu sebagai salah satu hasil dari sektor kehutanan. Penelitian mengenai potensi bambu belum banyak dilakukan khususnya di Kabupaten Cianjur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan tutupan lahan selama 2019 – 2023 dan memodelkan distribusi bambu di Kabupaten Cianjur. Klasifikasi tutupan lahan dilakukan dengan menggunakan Google Earth Engine melalui metode supervised classification dengan algoritma random forest model dengan membagi tutupan lahan menjadi lima kelas, yaitu air, pertanian, lahan terbangun, lahan terbuka, dan hutan. Pemodelan distribusi bambu dilakukan menggunakan Maxent (Maximum Entropy) dengan 100 titik kehadiran, dan variabel lingkungan berupa tutupan lahan, ketinggian (elevation), kemiringan (slope), sudut arah matahari (aspect), leaf area index (LAI), land surface temperature (LST), presipitasi, dan jarak dari sungai. Berdasarkan hasil penelitian, perubahan tutupan lahan di Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan terbesar pada lahan pertanian seluas 8.339 ha dan penurunan terbesar pada tutupan lahan pohon dengan luas 6.013 ha. Melalui pemodelan pendugaan distribusi bambu, diperoleh luas potensi bambu di Kabupaten Cianjur sebesar 49.697 ha yang terdiri dari 7 spesies bambu.