Indonesia, sebagai negara dengan populasi yang padat, memerlukan sistem transportasi dan logistik yang memadai untuk mendukung kegiatan ekonominya. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadapi peningkatan volume penumpang yang signifikan dari tahun ke tahun, serta rencana kedatangan 612 kereta baru selama periode 2023-2026. Tantangan utama yang dihadapi yaitu adanya penambahan beban perawatan kereta berdasarkan kedatangan kereta baru, namun alokasi waktu dan sumber daya perawatan yang dimiliki saat ini terbatas. Sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas perawatan kereta dalam mendukung operasional kereta api khususnya di Depo Kereta Semarang Poncol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kapasitas perawatan saat ini dan memberikan rekomendasi dalam meningkatan kapasitas perawatan di Depo Kereta Semarang Poncol. Fokus dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan metode pemodelan simulasi kejadian diskrit untuk memodelkan proses perawatan kereta berdasarkan kondisi saat ini. Simulasi ini mempertimbangkan beberapa skenario yang melibatkan penyesuaian jumlah kereta yang dirawat, shift kerja, jumlah tim perawatan, dan peralatan perawatan.
Model simulasi perawatan kereta berhasil dibuat dengan perbedaan durasi waktu perawatan 9%-22% antara aktual dan hasil simulasi. Jumlah maksimal penambahan kereta yang dapat dirawat adalah 20 kereta atau 80 kali perawatan per tahun tanpa biaya tambahan berdasarkan alokasi waktu dan sumber daya perawatan yang tersedia. Dengan penambahan 1 tim mekanik dan 1 set peralatan mekanik untuk mencapai kapasitas 192 kereta per tahun terdapat tambahan biaya yang cukup moderat. Skenario penambahan tim dan shift kerja juga dilakukan untuk mencapai kapasitas maksimal 225 kereta per tahun. Skenario terakhir membutuhkan investasi yang cukup tinggi dengan biaya paling besar dibandingkan dengan skenario lainnya namun dengan dampak peningkatan kapasitas yang sangat signifikan. Dengan meningkatkan kapasitas perawatan di Depo Kereta Semarang Poncol, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dapat mencegah potensi kehilangan pendapatan angkutan penumpang dari Daerah Operasi 4 Semarang sampai dengan 190 Miliar rupiah. Rekomendasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan rencana induk untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perawatan kereta api di masa depan.