digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_NIRMAYANTI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kualitas air sangat penting untuk menentukan kelayakannya dalam berbagai kebutuhan domestik, industri, pertanian dan lingkungan. Seiring waktu, kualitas air dapat mengalami degradasi yang dipengaruhi oleh penggunaan lahan termasuk badan air, hutan, permukiman dan pertanian serta konfigurasi lanskap di berbagai area tangkapan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan penggunaan lahan terhadap kualitas air Sungai Citarum Hulu di area tangkapan Wangisagara, Koyod, Cisirung dan Nanjung berdasarkan perubahan penggunaan lahan dari tahun 2014, 2017 dan 2022. Parameter kualitas air yang dianalisis mencakup DHL, suhu, TSS, NH3-N, BOD, COD, DO, NO3-N, dan klorin bebas yang dipengaruhi oleh variasi spasial, temporal dan musiman. Regresi linear berganda memberikan identifikasi satu set variabel penggunaan lahan terhadap kualitas air tunggal. Hasil analisis menunjukkan badan air berkorelasi negatif dengan suhu, sebaliknya berkorelasi positif dengan klorin bebas. Parameter DHL dan klorin bebas berkorelasi negatif dengan hutan. Permukiman berkorelasi positif dengan COD, BOD dan suhu. Pertanian berkorelasi positif dengan NO3-N, NH3- N, dan TSS, sementara LSI berkorelasi negatif dengan COD. ED berkorelasi negatif dengan klorin bebas. CONTAG berkorelasi positif dengan BOD. Analisis redundansi memberikan gambaran satu set variabel penggunaan lahan terhadap satu set variabel kualitas air. Hasil analisis mengungkapkan bahwa badan air adalah prediktor utama dari parameter kualitas air. Dampak penggunaan lahan di area tangkapan Cisirung menghasilkan model lebih baik dibanding dengan area tangkapan lainnya.