digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alfin Nurul Afifah
PUBLIC Yati Rochayati

Pemanfaatan modalitas pencitraan sinar-x dalam bidang diagnostik medis berguna untuk mengetahui adanya kelainan dalam tubuh, sehingga informasi diagnostik tersebut dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam proses pengobatan pasien. Oleh karena itu, penerapan QC (Quality Control) dari sistem radiografi umum sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas citra radiografi digital berupa kontras, blurring, dan noise dengan melakukan pengukuran signal difference to noise ratio (SDNR), transmitted contrast, dan dynamic range untuk variasi faktor eksposi. Penelitian ini menggunakan pro digi phantom sebagai alat uji. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data yaitu dengan melakukan penyinaran pada pro digi phantom menggunakan variasi tegangan tabung 50 kV, 60 kV, dan 70 kV, kemudian dilakukan juga variasi miliAmper-second 10 mAs, 20 mAs, dan 30 mAs. Analisis yang dilakukan yaitu dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dan standart deviasi, berdasarkan nilai derajat keabuan pada ROI yang dipilih untuk menghitung nilai signal difference to noise ratio (SDNR). Plot profile mengambarkan distribusi derajat keabuan berdasarkan posisi dalam satuan milimeter (mm), yang digunakan untuk menganalisis spatial resolution dan menghitung nilai transmitted contrast. Pengukuran yang dilakukan dapat digunakan untuk analisis parameter kualitas citra yaitu kontras, blurring, dan noise dari hasil citra digital menggunakan software ImageJ dan Python. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi tegangan tabung menghasilkan nilai SDNR sebesar 4,87 pada 70 kV lebih besar dibandingkan pada 50 kV sebesar 3,17, dimana pada keadaan 70 kV meskipun nilai kontras citra yang didapatkan rendah, namun relatif lebih besar dibandingkan dengan tingkat noise. Variasi miliAmper-second nilai SDNR sebesar 4,64 pada 30 mAs lebih tinggi dibandingkan pada 10 mAs sebesar 3,66, dimana keadaan 30 mAs menghasilkan tingkat noise yang lebih rendah. Tegangan tabung 60 kV dan 70 kV menghasilkan kenaikan batas nilai spatial frequency sebesar 25 % dan miliAmper-second 20 mAs dan 30 mAs menghasilkan kenaikan batas nilai spatial frequency sebesar 8,7 %. Pada kenaikan tegangan tabung dan miliAmper-second sistem mampu memisahkan 3 pasang garis hitam- putih dengan jelas. Keadaan 3 lembah (valley) yang lebih tajam akan menurunkan tingkat blurring dan peningkatkan nilai kontras antara garis hitam dan putih. Peningkatan ketebalan yang berbeda akan meningkatkan nilai derajat keabuan, yang terjadi karena semakin banyak sinar-x yang di serap oleh objek. Namun, pada tegangan tabung 70 kV ketebalan 0,00 – 0,65 mm, tegangan tabung 50 kV ketebalan 1,85 – 2,00 mm, dan pada keadaan 30 mAs ketebalan 0,00 – 0,30 mm peningkatan ketebalan objek tidak berdampak pada pengurangan intensitas sinar-x setelah melewati objek. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variasi tegangan tabung (kV) dan variasi miliAmper-second (mAs) mempengaruhi kualitas citra radiografi digital yang diuji dengan pro digi phantom.