Pemanfaatan modalitas pencitraan sinar-x dalam bidang diagnostik medis berguna
untuk mengetahui adanya kelainan dalam tubuh, sehingga informasi diagnostik
tersebut dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam proses pengobatan pasien.
Oleh karena itu, penerapan QC (Quality Control) dari sistem radiografi umum
sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas citra radiografi
digital berupa kontras, blurring, dan noise dengan melakukan pengukuran signal
difference to noise ratio (SDNR), transmitted contrast, dan dynamic range untuk
variasi faktor eksposi. Penelitian ini menggunakan pro digi phantom sebagai alat
uji. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data yaitu dengan melakukan
penyinaran pada pro digi phantom menggunakan variasi tegangan tabung 50 kV,
60 kV, dan 70 kV, kemudian dilakukan juga variasi miliAmper-second 10 mAs, 20
mAs, dan 30 mAs. Analisis yang dilakukan yaitu dengan menentukan nilai rata-rata
(mean) dan standart deviasi, berdasarkan nilai derajat keabuan pada ROI yang
dipilih untuk menghitung nilai signal difference to noise ratio (SDNR). Plot profile
mengambarkan distribusi derajat keabuan berdasarkan posisi dalam satuan
milimeter (mm), yang digunakan untuk menganalisis spatial resolution dan
menghitung nilai transmitted contrast. Pengukuran yang dilakukan dapat
digunakan untuk analisis parameter kualitas citra yaitu kontras, blurring, dan noise
dari hasil citra digital menggunakan software ImageJ dan Python. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variasi tegangan tabung menghasilkan nilai SDNR sebesar
4,87 pada 70 kV lebih besar dibandingkan pada 50 kV sebesar 3,17, dimana pada
keadaan 70 kV meskipun nilai kontras citra yang didapatkan rendah, namun relatif
lebih besar dibandingkan dengan tingkat noise. Variasi miliAmper-second nilai
SDNR sebesar 4,64 pada 30 mAs lebih tinggi dibandingkan pada 10 mAs sebesar
3,66, dimana keadaan 30 mAs menghasilkan tingkat noise yang lebih rendah.
Tegangan tabung 60 kV dan 70 kV menghasilkan kenaikan batas nilai spatial
frequency sebesar 25 % dan miliAmper-second 20 mAs dan 30 mAs menghasilkan
kenaikan batas nilai spatial frequency sebesar 8,7 %. Pada kenaikan tegangan
tabung dan miliAmper-second sistem mampu memisahkan 3 pasang garis hitam-
putih dengan jelas. Keadaan 3 lembah (valley) yang lebih tajam akan menurunkan
tingkat blurring dan peningkatkan nilai kontras antara garis hitam dan putih.
Peningkatan ketebalan yang berbeda akan meningkatkan nilai derajat keabuan,
yang terjadi karena semakin banyak sinar-x yang di serap oleh objek. Namun, pada
tegangan tabung 70 kV ketebalan 0,00 – 0,65 mm, tegangan tabung 50 kV ketebalan 1,85 – 2,00 mm, dan pada keadaan 30 mAs ketebalan 0,00 – 0,30 mm peningkatan
ketebalan objek tidak berdampak pada pengurangan intensitas sinar-x setelah
melewati objek. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variasi tegangan tabung (kV)
dan variasi miliAmper-second (mAs) mempengaruhi kualitas citra radiografi digital
yang diuji dengan pro digi phantom.