Deteksi dini pada kanker payudara dengan mamografi merupakan langkah efektif untuk mengetahui lebih awal sehingga pengobatan bisa segera dilakukan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan probabilitas kesembuhan. Oleh karena itu,
penerapan QC (Quality Control) dan QA (Quality Assurance) dari fasilitas pencitraan Rumah Sakit terkhusus mamografi sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kualitas citra pada mamografi dengan memvariasikan
parameter pada alat dan memanfaatkan fantom standar (ACR) sebagai alat uji. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data yaitu dengan melakukan penyinaran mamografi pada fantom ACR dengan menggunakan filter Molybdenum
(Mo)/Molybdenum (Mo) dan Molybdenum (Mo)/Rhodium (Rh) dengan nilai kilovoltage (kVp) masing-masing 23, 26, 28, 30, 32, dan 35. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung. Analisis yang dilakukan
adalah dengan menghitung nilai massa, mikrokalsifikasi, dan serat. Kemudian menganalisis nilai CNR (Contrast to Noise Ratio) dan SNR (Signal to Noise Ratio) untuk melihat contrast, noise dan blurring dari gambar yang dihasilkan
menggunakan softwere ImageJ. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada beda tegangan 28 kV merupakan hasil yang paling baik dengan jumlah dari massa, mikroklasifikasi dan serat pada secara berurutan 4, 4,5 dan 3,5 untuk filter Mo/Mo serta 4, 4,5 dan 2,5 untuk filter Mo/Rh. Nilai CNR pada beda tegangan 28 kV sebesar 2,02 untuk filter Mo/Mo dan 2,00 untuk filter Mo/Rh, hal ini menggambarkan kualitas contrast paling baik. Sedangkan untuk nilai SNR belum
ada yang memenuhi syarat batas yaitu ? 40,0, sehingga kualitas noise yang dihasilkan rendah. Profil nilai piksel dengan melihat puncak Gray Value menunjukkan bahwa kualitas blurring pada filter Mo/Mo lebih baik dibandingkan
filter Mo/Rh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kVp dan material filter dapat memengaruhi kualitas berkas citra mamografi yang diuji dengan fantom ACR.