digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_RAISA NASLIYA
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari potensi bahaya atau resiko yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman. Perilaku tidak aman terbentuk dari 3 (tiga) fase yaitu manajemen, lingkungan kerja, dan individu. Salah satu upaya yang dilakukan PT.X dalam meningkatkan keselamatan dalam bekerja adalah rutin dilakukan safety talk dan toolbox meeting kepada pekerja. Namun, kegiatan rutin tersebut tidak menunjukkan hubungan yang berarti dari perilaku pekerja itu sendiri, dimana masih terdapat beberapa pekerja yang tidak patuh akan keselamatan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku keselamatan pada pekerja konstruksi Gedung Tinggi Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif untuk mengetahui pengaruh faktor personal, manajemen, dan dukungan sosial terhadap perilaku keselamatan. Metode penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 122 pekerja konstruksi menggunakan teknik Convenience Sampling. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Modeling - Partial Least Squared (SEM-PLS) dan diolah menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.0. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara faktor personal dengan perilaku keselamatan (sig. = 0,002 < 0,05; t-statistik = 3,130 > 1,96), praktik manajemen dengan perilaku keselamatan (sig. = 0,046 < 0,05; tstatistik = 1,998 > 1,96), dan dukungan sosial terhadap perilaku keselamatan (sig. = 0,006 < 0,05; t-statistik = 2,761 > 1,96). Namun, tidak terdapat efek mediasi antara praktik manajemen keselamatan dan dukungan sosial terhadap perilaku keselamatan. Rekomendasi peningkatkan perilaku keselamatan bagi manajemen adalah meningkatkan motivasi melalui penghargaan atau pemberian hadiah, meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan rutin, dan meningkatkan praktikpraktik manajemen keselamatan sehingga dapat meningkatkan safety culture dan mengurangi kecelakaan kerja.