Kelainan celah bibir dan/atau langit-langit telah menjadi subjek penelitian yang ekstensif
karena etiologinya multifaktorial melibatkan faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang dapat memiliki korelasi terhadap kelainan bawaan lahir dan banyak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan adalah PM2.5 dan logam berat di udara. Pada
penelitian ini dilakukan pengambilan data primer pada lokasi studi. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis lebih lanjut di laboratorium untuk memeroleh hasil dengan metode
gravimetri, deskriptif, analisis risiko kesehatan lingkungan, serta analisis inferensial untuk
menentukan korelasi antara paparan PM2.5 dan logam berat terhadap kelainan celah bibir
dan/atau langit-langit. Berdasarkan hasil karakterisasi risiko untuk parameter PM2.5 dapat
dinyatakan bahwa 100% sampel kasus berada pada tahap tidak aman sedangkan untuk sampel
kontrol 53,33% termasuk dalam tahap tidak aman. Hasil karakterisasi risiko logam berat
menunjukkan bahwa 100% sampel kasus dan kontrol masih berada pada batas aman.
Berdasarkan uji korelasi terdapat korelasi kuat antara PM2.5 dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,397. Sedangkan untuk korelasi Mangan, Nikel, Arsen, Tembaga, Kromium dan
Timbal memiliki korelasi positif dengan hubungan yang rendah dengan koefisien korelasi dibawah 0,5