Penggunaan kendaraan bermotor yang semakin tinggi menyebabkan jumlah emisi yang dihasilkan terus bertambah dan emisi kendaran menjadi sumber pencemar udara paling tinggi. Salah satu pencemar yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan bermotor adalah partikel timbal (Pb). Pb merupakan logam berat yang tidak memiliki fungsi biologis dan dapat terakumulasi pada tubuh makhluk hidup dan dapat bersifat toksik. Untuk mengurangi emisi kendaraan dari udara, salah satu upaya pemerintah adalah penanaman tumbuhan di pinggir jalan. Pohon mahoni (Swietenia macrophylla King) merupakan pohon yang umum digunakan sebagai peneduh jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kadar Pb serta dampaknya terhadap daun mahoni yang terpapar emisi kendaraan bermotor. Sampel daun diambil dari pohon mahoni di tiga tempat yaitu Jalan Diponegoro, Jalan Raya Resor (Resor Dago Pakar), serta Taman Hutan Raya/Tahura Ir Djuanda. Parameter yang diamati berupa jumlah kendaraan, kadar Pb daun, jumlah dan kerapatan stomata, kadar klorofil, dan luas permukaan daun dengan jumlah ulangan sebanyak sembilan daun dari tiga pohon di tiap lokasi. Sebagai data tambahan dilakukan pengukuran mikroklimat di ketiga tempat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kendaraan per hari di tiga lokasi berbeda adalah sebagai berikut: 6057 (Jalan Diponegoro), 542 (Jalan Raya Resor), dan 10 (Tahura Ir Djuanda). Kadar Pb (mg/kg) pada daun mahoni di ketiga lokasi tersebut adalah 1,94; 1,81 dan 0,91. Terdapat perbedaan signifikan pada kadar Pb daun mahoni di ketiga lokasi. Kadar klorofil total, a, dan b (mg/L) daun mahoni di ketiga lokasi tersebut adalah 10,99; 7,05; 3,92 (Jalan Diponegoro); 11,20; 7,15; 4,04 (Jalan Raya Resor) dan 12,00; 7,49; 4,50 (Tahura Ir Djuanda). Tidak terdapat perbedaan signifikan pada kadar klorofil total, a, dan b di ketiga lokasi. Luas permukaan (cm2) daun mahoni di ketiga lokasi tersebut adalah 61 cm2, 78 cm2, dan 141 cm2. Jumlah stomata per luas daun mahoni di ketiga lokasi tersebut adalah 3.568.057, 3.863.892, 5.952.328 dan kerapatan stomata (stomata/mm2) daun mahoni di ketiga lokasi tersebut adalah 575, 547, 411. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada luas permukaan, jumlah stomata, dan kerapatan stomata daun di Jalan Diponegoro dan Jalan Raya Resor Dago. Di ketiga lokasi pengamatan terdapat perbedaan suhu (°C) dan intensitas cahaya (lux), yaitu 27, 4287 (Jalan Diponegoro); 25, 5446 (Jalan Raya Resor); dan 22, 459 (Tahura Ir Djuanda). Perbedaan intensitas cahaya yang diterima mahoni berpengaruh pada luas permukaan daun dan kerapatan stomata. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi paparan emisi kendaraan bermotor maka kadar Pb daun dan kerapatan stomata semakin tinggi, sementara kadar klorofil total, klorofil a, klorofil b, luas permukaan daun, dan jumlah stomata semakin rendah, namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada kadar klorofil total, a, dan b di ketiga lokasi serta tidak terdapat perbedaan signifikan pada luas permukaan, jumlah stomata, dan kerapatan stomata daun di Jalan Diponegoro dan Jalan Raya Resor Dago.