Kegiatan pertambangan terbuka akan membuka lapisan tanah atas dan juga
mengurangi kerapatan vegetasi yang dapat menjadi penyebab meningkatnya laju
erosi. Fenomena ini dapat mempengaruhi kualitas air tambang akibat dari
terlepasnya partikel tanah yang terbawa oleh air limpasan pada kondisi hujan.
Sangat penting untuk bisa memprediksi laju erosi dan juga besarnya debit limpasan.
RUSLE-SDR merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memprediksi
besarnya laju erosi dan sediment yield pada outlet dari catchment area. Laju erosi
yang didapatkan bervariasi mulai dari 319.12 ton/tahun hingga 1995.94 ton/tahun.
Pengaruh utama laju erosi dari wilayah studi adalah kondisi topografi yang
dianalisis melalui uji sensitivitas dengan persentase sensitivitas untuk faktor LS dan
P berturut-turut adalah 41.67% dan 41.18%. Selain itu, laju erosi berkontribusi dan
mempunyai korelasi terhadap konsentrasi TSS serta Cr6+ dengan nilai rata-rata
koefisien determinasi (R2
) berturut-turut adalah 0.173 dan 0.716. Kecilnya nilai
koefisien determinasi ini disebabkan pengukuran TSS akan lebih representatif jika
menggunakan perhitungan beban dibandingkan konsentrasi, yang dibuktikan
dengan peningkatan nilai R2
dari beban TSS terhadap sediment yield menjadi 0.379.
Penelitian ini berguna untuk menentukan pengelolaan erosi yang tepat agar dapat
mengurangi beban air tambang di sistem pengolahan dan pengelolaan air tambang
yang berkelanjutan.