Abstrak - Muhammad Rheyhan Izza Wahyudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang menyediakan jasa ekosistem penting dan umum ditemukan di perairan SPTN (Seksi Pengelolaan Taman Nasional) Wilayah III Pulau Pramuka, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS), DKI Jakarta. Wilayah ini merupakan wilayah pemanfaatan oleh warga dan kegiatan wisata, dengan demikian terdapat potensi degradasi ekosistem padang lamun akibat gangguan antropogenik yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan kondisi ekosistem padang lamun pada beberapa pulau di SPTN Wilayah III TNKpS dalam hal struktur komunitas lamun, asosiasinya dengan komunitas ikan, status kesehatan ekosistem, serta asosiasi parameter biotik dan abiotik pada ekosistem. Penelitian dilakukan di Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau Kotok yang dipilih berdasarkan perbedaan tujuan pemanfaatan pulau. Pengambilan data lamun dilakukan menggunakan metode transek-plot, sedangkan pengambilan data ikan dewasa menggunakan metode visual census. Dari data tersebut, dilakukan perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks dominansi Simpson, indeks nilai penting (khusus komunitas lamun), dan status kesehatan ekosistem (SEQI/Seagrass Ecological Quality Index). Pengambilan data abiotik berupa air dan sedimen dilakukan di setiap transek dengan pengukuran langsung maupun analisis laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam spesies lamun di Pulau Pramuka serta empat spesies lamun di Pulau Panggang dan Kotok, yang termasuk dalam Famili Hydrocharitaceae dan Cymodoceaceae. Keanekaragaman spesies lamun tergolong rendah pada Pulau Panggang (senilai 0,89) dan tergolong sedang untuk Pulau Pramuka dan Kotok (masing-masing senilai 1,0 dan 1,2). Indeks dominansi dan indeks nilai penting menunjukkan bahwa spesies dominan di ketiga pulau adalah Thalassia hemprichii. dengan pengecualian bahwa indeks dominansi di Pulau Pramuka menunjukkan Enhalus acoroides sebagai spesies dominan. Indeks kesehatan lamun di Pulau Pramuka, Panggang, dan Kotok masing-masing senilai 0,70, 0,72, dan 0,68 yang menandakan kesehatan ekosistem di Pulau Pramuka dan Panggang tergolong baik serta di Pulau Kotok tergolong moderat. Uji korelasi menunjukkan tutupan lamun berbanding terbalik secara erat dengan kelimpahan dan kekayaan spesies ikan dewasa. Uji korelasi kondisi biotik dengan abiotik menunjukkan bahwa kondisi abiotik di ketiga pulau serupa dan nilai padatan tersuspensi air di ketiga pulau tidak sesuai dengan standar baku mutu (>0,02 gr/L). Kondisi tersebut dapat meng-indikasikan bahwa perbedaan kondisi lamun di ketiga pulau bukan akibat perbedaan kualitas air atau sedimen, tapi berkaitan dengan berbagai aktivitas manusia seperti aktivitas wisata, transportasi laut, dan restorasi lamun.