Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, terdiri dari berbagai pulau yang memiliki ekosistem terumbu karang di pesisirnya. Namun demikian, peningkatan aktivitas manusia telah mengganggu ekosistem terumbu karang di kepulauan tersebut sehingga diperlukan upaya penanggulangan kerusakan. Salah satu upaya adalah melakukan transplantasi terumbu karang, yaitu pemanfaatan kemampuan fragmentasi karang dengan pencangkokan dan penanaman di tempat lain, seperti yang telah dilakukan di Pulau Pramuka dan sekitarnya. Keberhasilan proses transplantasi terumbu karang perlu dipantau dan dapat dilihat dari status kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status kesehatan terumbu karang hasil transplantasi dengan melihat tutupan karang, kelimpahan dan kekayaan spesies ikan karang, serta kualitas air sebagai data pendukung. Pengamatan dilakukan pada area transplantasi dan ekosistem alami sebagai pembanding di empat lokasi, yaitu Selatan Pulau Pramuka (SPr), Pondok Karang (PK), Selatan Pulau Panggang (SPa), dan Area Perlindungan Laut (APL). Penentuan tutupan terumbu karang menggunakan pengamatan bentuk hidup di line intercept transect sepanjang 20 m. Ikan karang disensus menggunakan metode underwater visual census dengan luas area pengamatan 5x5x20 m. Dilakukan analisis statistik Principal Correlation Analysis (PCA) dan Redundancy Analysis (RDA) untuk melihat kesamaan kondisi antar stasiun, dan skoring untuk menentukan status kesehatan yang dilihat dari tutupan karang, ikan karang, dan parameter air. Hasil penelitian menunjukkan tutupan karang transplantasi 80,6% di SPr, 79,5% di PK, 73,2% di SPa, dan 80,1% di APL, yang mana lebih tinggi dibandingkan di area alami pada SPr dan PK, tetapi lebih rendah pada SPa dan APL. Kelimpahan ikan karang di ekosistem alami lebih tinggi di stasiun SPr dan SPa, namun lebih rendah di stasiun PK dan APL. Kekayaan spesies lebih tinggi di lokasi transplantasi. Terdapat perbedaan pengelompokan stasiun antara visualisasi PCA dan RDA karena perbedaan variasi antara komposisi famili ikan karang dibandingkan faktor lingkungan. Status kesehatan terumbu karang di lokasi transplantasi SPr, PK, dan APL tergolong baik mendekati sangat baik, dan di SPa termasuk baik. Hal ini didukung oleh kualitas air yang secara umum masih dapat mendukung kehidupan terumbu karang.