Rusunawa dibangun dengan tujuan untuk menyediakan perumahan layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun berdasarkan observasi awal, telah ditemukan bentuk perubahan yang dilakukan baik dengan perubahan pada selubung unit hunian, penambahan komponen tertentu, dan perubahan ruang. Penyelenggaran rusunawa kurang mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan masyarakat berpenghasilan rendah sebagai penghuni rusunawa. Hal tersebut berdampak pada kemunculan kegiatan transformasi hunian, akibat dari ketidaksesuaian kondisi unit hunian dengan latar belakang dan kebutuhan penghuni. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh latar belakang penghuni dan kondisi unit hunian terhadap bentuk transformasi hunian, dengan harapan dapat mengidentifikasi prinsip pengembangan rusunawa yang dapat memenuhi kebutuhan hunian masyarakat berpenghasilan rendah secara kontekstual. Penelitian ini dilakukan di Rusunawa Baleendah, Cingised, dan Rancacili. Terdapat tiga pertanyaan pada riset ini yaitu; (i) Bagaimana bentuk transformasi hunian yang dilakukan di rusunawa? (ii) Bagaimana hubungan antara motivasi transformasi hunian dengan bentuk transformasi hunian? (iii) Apa rekomendasi untuk pengembangan rusunawa agar mampu memenuhi kebutuhan hunian dan sesuai dengan konteks masyarakat berpenghasilan rendah di Bandung Raya?
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian campuran/mixed method dan dibagi menjadi dua tahapan. Tahapan pertama dimulai dengan mengeksplorasi bentuk transformasi hunian dan alasan transformasi pada rusunawa studi kasus. Tahap kedua bertujuan mengidentifikasi hubungan antara motivasi transformasi hunian dan bentuk transformasi. Pada tahap pertama data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis tipologi, open-coding, korespondensi, dan hierarchal cluster. Sedangkan pada tahap kedua data dianalisis dengan Principal Component Analysis dan analisis ANOVA. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara semiterstruktur, kuesioner, dan studi literatur.
Hasil dari penelitian ini adalah mengidentifikasi empat kategori bentuk transformasi yaitu transformasi fisik, transformasi penambahan komponen hunian, transformasi spasial, dan transformasi utilitas. Transformasi fisik merupakan perubahan dan juga penambahan komponen pada selubung hunian. Bentuk kegiatan transformasi fisik yang terdiri dari perubahan dinding, perubahan pada grill balcon, perubahan pada jendela, perubahan pada langit-langit, dan perubahan pada lantai. Transformasi penambahan komponen hunian merupakan penambahan komponen/atribut yang memiliki fungsi untuk menunjang kegiatan berhuni penghuni rusunawa. Temuan bentuk kegiatan transformasi penambahan komponen hunian adalah pemasangan jemuran, pemasangan tempat penyimpanan barang, dan pemasangan gorden. Transformasi spasial merupakan bentuk transformasi yang berkaitan dengan perubahan ruang, baik melalui perluasan, pembagian ruang, perubahan fungsi ruang, dan pemanfaatan ruang multi-fungsi. Transformasi utilitas merupakan perubahan yang dilakukan pada sitem utilitas hunian. Bentuk dari perubahan utilitas yang ditemukan di studi kasus adalah pemasangan filter air, pipa air bersih, pendingin udara, dan juga kipas angin gantung.
Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif juga mengungkapkan motivasi dilakukan transformasi fisik pada ketiga studi kasus yang meliputi perbaikan hunian, kenyamanan, dan privasi. Penelitian ini juga menemukan motivasi yang mempengaruhi enpat bentuk transformasi tersebut yaitu perbaikan hunian, kenyamanan, privasi, kebutuhan penunjang yang lebih memadai untuk menjemur dan penyimpanan barang, kerentanan ekonomi, kondisi sosio-demografi, kenyamanan ruang, adanya kebutuhan ruang yang belum terpenuhi, kualitas air yang buruk, dan juga tidak tersedianya akses air bersih. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa tindakan transformasi fisik, penambahan komponen hunian, dan utilitas dilakukan karena adanya faktor kondisi hunian. Sedangkan transformasi spasial dipengaruhi faktor kondisi hunian serta latar belakang penghuni. Berdasarkan temuan penelitian, tesis ini juga membahas rekomendasi pengembangan rusunawa baik pada aspek pengelolaan dan juga desain.