Gelatin adalah bahan serbaguna yang banyak digunakan dalam industri medis dan
farmasi untuk banyak aplikasi termasuk cangkang kapsul, film sinar-X, infus
pengganti plasma dan pembuatan jaringan buatan. Gelatin sisik ikan merupakan
sumber alternatif yang menguntungkan bagi Indonesia sebagai bahan yang halal,
meskipun kualitasnya rendah. Penambahan pengikat silang dapat meningkatkan
karakteristik kualitas gelatin sisik ikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengoptimasi variabel dalam proses praekstraksi basa, praekstraksi asam dan
ekstraksi gelatin untuk menghasilkan gelatin dengan rendemen paling optimum.
Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif terkait pengaruh
penambahan pengikat silang glutaraldehid, fenolik dan asam karboksilat terhadap
perbaikan karakter gelatin, sehingga dapat diaplikasikan dalam pengembangan
cangkang kapsul.
Optimasi ekstraksi melalui dua tahapan yaitu seleksi variabel paling berpengaruh
dengan pendekatan fraksi faktorial dan optimasi level variabel dengan pendekatan
metode respons permukaan. Ekstraksi melalui empat tahapan yaitu, pembersihan
bahan baku, hidrolisis dengan basa dan asam, ekstraksi dengan air, dan pengeringan
dalam oven. Dalam tahapan tersebut memiliki sembilan variabel yang berpengaruh
terhadap rendemen ekstraksi, yaitu konsentrasi basa praekstraksi, suhu praekstraksi
basa, durasi praekstraksi basa, konsentrasi asam praekstraksi, suhu praekstraksi
asam, durasi praekstraksi asam, suhu ekstraksi, durasi ekstraksi, dan volume pelarut
ekstraksi. Dalam tahapan seleksi diperoleh empat variabel yang berpengaruh sangat
signifikan yaitu konsentrasi basa praekstraksi, konsentrasi asam praekstraksi, suhu
ekstraksi, dan durasi ekstraksi (p<0,05). Dalam tahapan optimasi level diperoleh
bahwa rendemen ekstraksi secara optimum diperoleh jika konsentrasi basa 0,1 N,
konsentrasi asam 1 N, suhu ekstraksi 90 ?C, dan durasi ekstraksi bervariasi
tergantung sampel yang diperiksa yaitu bandeng 8 jam, kakap 15 jam dan kerapu
24 jam. Hasil rendemen aktual pada level optimum mendekati prediksi rendemen
ekstraksi dari bandeng, kakap dan kerapu, berturut-turut yaitu 36,3±0,9%,
18,1±0,7%, dan 16,1±0,7%.
Penambahan pengikat silang dapat memperbaiki karakteristik kualitas gelatin sisik
ikan, seperti peningkatan indeks pembengkakan, derajat ikatan silang, viskositas,
kekuatan gel, profil mekanik, puncak endotermik, dan permeabilitas uap air.
Pengikat silang yang digunakan adalah glutaraldehid, senyawa turunan fenolat
(fenol, pirokatekol, resorsinol, ?-naftol, vanilin, L-tirosin, kurkumin, asam galat,
kuersetin, dan asam tanat) dan senyawa turunan asam karboksilat (asam oksalat,
asam suksinat, asam tartrat, asam ftalat dan asam sitrat). Penambahan pengikat
silang glutaraldehid (0,5–5%) menghasilkan perbaikan karakteristik yang paling
tinggi, tetapi penggunaannya memiliki risiko toksisitas. Asam tanat merupakan
senyawa turunan fenolat yang memiliki efek paling besar terhadap perbaikan
karakteristik gelatin ikan laut. Pembuatan gelatin ikat silang dengan fenolat
direaksikan dalam suasana basa. Sedangkan asam sitrat merupakan senyawa
turunan asam karboksilat yang mempunyai efek paling besar dalam perbaikan
karakteristik gelatin ikan. Pembuatan gelatin ikat silang dengan senyawa turunan
asam karboksilat direaksikan dalam suasana asam.
Gelatin ikat silang dengan fenolat pada konsentrasi rendah dapat digunakan untuk
memproduksi cangkang kapsul. Gelatin ikat silang dengan fenolat pada konsentrasi
0,5% dapat larut dalam air sehingga cangkang kapsul yang dihasilkan dapat hancur.
Penggunaan ikat silang pada konsentrasi sedang (0,5–2%) dapat berdampak pada
perbaikan karakteristik kualitas gelatin. Cangkang kapsul yang dihasilkan
menunjukkan waktu hancur yang lebih lama dibandingkan dengan blangko, yang
menunjukkan perbaikan kualitas gelatin.