Aerobic Granular Sludge (AGS) adalah kumpulan mikroba yang memungkinkan
penyisihan karbon, nitrogen, dan fosfor secara simultan dalam satu sistem reaktor.
Pembentukan Aerobic Granular Sludge dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
jenis sumber karbon, gaya geser hidrodinamika, jumlah Extracellular Polymeric
Substances (EPS), hingga keberadaan kation divalen. Dalam penelitian ini
dilakukan penambahan Ion Ca2+ dengan tujuan untuk melihat pengaruh yang
diberikan ion tersebut terhadap pembentukan AGS. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Sequencing Batch Reactor pada volume kerja 3 L, kecepatan
superficial udara sebesar 1,06 cm/detik, dan Organic Loading Rate sebesar 2,5 Kg
COD/m3
.hari yang didapat dari limbah artificial melalui bahan kimia CH3COONa,
kemudian waktu siklus dilakukan selama 8 jam terbagi menjadi fase fill selama 60
menit, fase reaksi selama 402 menit, fase pengendapan selama 8 menit dan fase
decant selama 8 menit. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa Reaktor
0 sebagai control di mana tidak terdapat penambahan Ion Ca2+, serta reaktor 1,2,3
berturut-turut terdapat penambahan Ion Ca2+ sebanyak 25 mg/l; 45 mg;l; dan 100
mg/l. Pengamatan dilakukan selama 28 hari, dan dilakukan plot grafik maupun
perhitungan statistic menggunakan One Way Anova. Berdasarkan hasil yang
didapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil One Way Anova Penambahan Ion
Ca2+ secara signifikan berpengaruh terhadap perkembangan positif aspek fisik dari
AGS seperti ukuran diameter, aspect ratio, SVI, Densitas, dan kecepatan pengendapan, namun penambahan Ion Ca2+ tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap efisiensi penyisihan, laju pertumbuhan, maupun laju penyisihan
rata-rata. Pengamatan lanjut menggunakan SEM-EDS memberikan hasil bahwa
struktur AGS yang berasal dari sampel dengan reaktor yang lebih banyak
ditambahkan Ion Ca2+, mempunyai kandungan Ion Ca2+ yang lebih banyak didalam
partikelnya.