Tingkat pencemaran air akibat dari limbah yang tidak diolah dengan sempurna meningkat
seiring dengan perkembangan industri. Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021, dinyatakan bahwa 59% sungai di
Indonesia yang berada dalam kondisi tercemar berat. Mayoritas penyumbang limbah
terbesar berasal dari industri terutama industri nonmigas yang mengalami perkembangan
4,83% pada triwulan III tahun 2022 (Kemenperin, 2022). Apabila terus dibiarkan, hal ini
akan berdampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
Sebagai solusi dari masalah tersebut digunakan teknologi alternatif yang memanfaatkan
mikroalga yang dikenal sebagai Photosynthetic Microbial Fuel Cell (PSMFC). Mikroalga
digunakan sebagai penghasil oksigen pada bagian katoda melalui fotosintesis. Optimasi
dari PSMFC terus dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja PSMFC. Pada penelitian ini, dilakukan variasi terhadap jenis air
limbah dan intensitas penyinaran untuk meningkatkan performa dari PSMFC. Analisis
terhadap nilai Open Circuit Potential (OCV), Electron Impedance Spectroscpoy (EIS),
kurva I-V-P dilakukan untuk mengevaluasi kinerja PSMFC. Selain itu, juga akan
dilakukan uji menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan Fourier
Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) untuk mengetahui karakteristik dari mikroba
yang digunakan.