Pertumbuhan populasi di perkotaan menunjukkan bahwa kapasitas ketersediaan air
yang mulai menurun memerlukan perhatian besar untuk memenuhi kebutuhan air
yang terus meningkat. Sejalan dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang
cepat mengakibatkan terjadinya laju peningkatan kerentanan terhadap pasokan air
masyarakat. Ketersediaan yang tidak sejalan dengan kebutuhan mengakibatkan
adanya dampak yang mempengaruhi aktivitas masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan air khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah. Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah secara rutin melakukan upaya untuk meningkatkan pasokan air,
tetapi masih terdapat kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan air yang terus
melebar di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Kondisi tersebut didukung dengan
tingkat cakupan pelayanan air yang masih belum merata dengan jumlah rumah
tangga yang terlayani hanya sebesar 18,85%. Rumah tangga yang terlayani juga
memiliki masalah dengan adanya dua ratusan kepala keluarga di daerah tersebut
yang mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih ini diakibatkan karena pasokan
air yang mengalir pada instalasi pipa milik PDAM Mual Nauli tidak dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini diakibatkan karena jumlah konsumen
yang semakin banyak sementara debit air yang mengalir semakin kecil. Penelitian
ini bertujuan menganalisis kondisi eksisting sistem penyediaan air minum,
memproyeksikan dan menganalisis kebutuhan air domestik dan non domestik pada
sektor fasilitas publik, komersil, sektor peternakan dan perikanan, menganalisis
ketersediaan air menggunakan metode NRECA dan Weibull dan menganalisis daya
dukung air sebagai landasan dari perumusan skenario dalam mengoptimalkan
ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air dalam jangka panjang hingga 20
tahun mendatang dengan tahun proyeksi 2023-2042. Daya dukung air dapat
diketahui dari perhitungan neraca air mengacu pada jumlah ketersediaan air dan
kebutuhan air total. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting dari cakupan pelayanan air
dibandingkan dengan jumlah penduduk total dinyatakan masih belum dapat
memenuhi kebutuhan air masyarakat, sehingga dilakukan skenario pengoptimalan
dalam meningkatkan ketersediaan air dengan mengimplementasikan 2 (dua)
skenario yaitu: skenario I: Business as Usual (BaU) dan skenario II: Implementasi pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai dengan melakukan pengembangan
SPAM. Hasil penelitian diperoleh bahwa kebutuhan air total pada tahun 2023
sebesar 7.611.269 m3
/hari mengalami peningkatan hingga tahun 2042 sebesar
25.540.197,96 m3
/hari. Sedangkan ketersediaan air dari kapasitas terpasang PDAM
sebesar 16.761, 60 m3
/hari yang diperoleh pada tahun 2014 hingga prdiksi 2042,
sedangkan ketersediaan air berdasarkan neraca air eksisting ketersediaan air DAS
Sibundong dan Batantoru pada tahun 2023 sebesar 5.696.159.60 m3
/hari dan
mengalami penurunan hingga Tahun 2042 menjadi sebesar 4.060.234,77 m3
/hari.
Berdasarkan perhitungan neraca air diperoleh hasil status daya dukung air
berdasarkan penyediaan air PDAM mengalami kondisi defisit setiap tahun
sedangkan pada ketersediaan air eksisting dibandingkan dengan kebutuhan air total
diperoleh kondisi surplus dari 2014-2019 dan mengalami kondisi defisit kondisi
defisit dari 2019- 2042, diduga karena adanya eksploitasi berlebih terhadap
penggunaan air domestik dan non domestik yang dipengaruhi oleh peningkatan
jumlah penduduk setiap tahunnya, selain itu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
curah hujan pada tahun-tahun tersebut. Skenario II merupakan upaya untuk
mengantisipasi defisit air atau kelangkaan air khususnya pada musim kemarau
dengan melakukan pengelolaan SPAM dengan upaya pembangunan waduk.
Berdasarkan hasil skenario II pembangunan rencana waduk dipilih sebagai
optimalisasi ketersediaan air di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan memanfaatkan
curah hujan yang terjadi, hasil perkiraan peningkatan ketersediaan air yang
diperoleh dari dari waduk berdasarkan volume kekurangan maksimum dan
kelebihan maksimum adalah sebesar 15.476.682,68 m3. Hasil penerapan skenario
II+1 menunjukkan upaya dalam peningkatan kondisi surplus yang lebih lama
sehingga mampu memenuhi kebutuhan air domestik dan non domestik masyarakat
Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2023-2037 tetapi perlu dilakukannya
pengelolaan lanjutan dalam meningkatkan ketersediaan air untuk waktu yang lama
sehingga mampu memenuhi kebutuhan air dalam jangka panjang dalam hingga
tahun 2042. Kondisi tersebut dapat diimplementasikan dengan memfokuskan
strategi penyediaan air dengan persepsi yang sama antara pemerintah dan
masyarakat berdasarkan sasaran kebijakan melalui ruang lingkup kebijakan
sumberdaya air. Prinsip yang digunakan adalah keterkaitan atau koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan sinergis (KISS) antara kegiatan untuk mencapai kecukupan air di Kabupaten Tapanuli Tengah