Anak usia dini berada dalam fase golden age atau masa-masa emas anak untuk
berkembang sesuai dengan fase perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan
otak anak akan berkembang dengan baik jika didukung dengan stimulasi yang
optimal. Menggambar merupakan kegiatan yang tidak asing lagi bagi anak untuk
mengungkapkan apa yang dilihat, dirasakan dan dialaminya. Kegiatan menggambar
dapat mengembangkan daya imajinasi anak. Akan tetapi problematika yang terjadi
di lapangan sering kali pendamping/ pengajar memberikan contoh beserta
tekniknya atau dapat dikatakan anak melalui proses pendampingan mentrasfer
pengetahuan dan keterampilan, sehingga menghasilkan penyeragaman karya. Oleh
karena itu diperlukannya strategi pendampingan menggambar sebagai cara untuk
mengoptimalkan kemampuan anak untuk mengekspresikan diri sebagai bentuk
komunikasi melalui gambar. Strategi yang digunakan yaitu, (1) strategi
menggunakan alat peraga berupa wayang kertas, (2) strategi menatap gambar, dan
(3) strategi bercerita langsung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu,
pendekatan kualitatif deskriptif dengan model eksperimen. Proses pengumpulan
data diambil dari hasil gambar anak dan dianalisis menggunakan teori bahasa rupa
dengan tabulasi gambar dan analisis pengamatan pengelolaan kelas. Hasil dari
penelitian menunjukan bahwa dari ketiga strategi pendampingan menggambar yang
diuji cobakan, masing-masing strategi menunjukan kelebihan dan kekurangan.
Strategi pertama menunjukan bahwa beberapa karya anak meniru objek/ tokoh yang
ditunjukan pendamping namun anak mampu membuat ilustrasi yang beragam.
Strategi kedua sebagian besar anak merekam salah satu adegan pada gambar namun
ada penambahan alur cerita yang beragam yang berkaitan dengan dirinya. Strategi
ketiga menunjukan bahwa hasil karya anak lebih beragam jika dibandingkan
dengan strategi lain namun terdapat kesulitan dalam pengelolaan kelas saat proses
pembelajaran berlangsung.