digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Anak usia dini berada dalam fase golden age atau masa-masa emas anak untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan otak anak akan berkembang dengan baik jika didukung dengan stimulasi yang optimal. Menggambar merupakan kegiatan yang tidak asing lagi bagi anak untuk mengungkapkan apa yang dilihat, dirasakan dan dialaminya. Kegiatan menggambar dapat mengembangkan daya imajinasi anak. Akan tetapi problematika yang terjadi di lapangan sering kali pendamping/ pengajar memberikan contoh beserta tekniknya atau dapat dikatakan anak melalui proses pendampingan mentrasfer pengetahuan dan keterampilan, sehingga menghasilkan penyeragaman karya. Oleh karena itu diperlukannya strategi pendampingan menggambar sebagai cara untuk mengoptimalkan kemampuan anak untuk mengekspresikan diri sebagai bentuk komunikasi melalui gambar. Strategi yang digunakan yaitu, (1) strategi menggunakan alat peraga berupa wayang kertas, (2) strategi menatap gambar, dan (3) strategi bercerita langsung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu, pendekatan kualitatif deskriptif dengan model eksperimen. Proses pengumpulan data diambil dari hasil gambar anak dan dianalisis menggunakan teori bahasa rupa dengan tabulasi gambar dan analisis pengamatan pengelolaan kelas. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dari ketiga strategi pendampingan menggambar yang diuji cobakan, masing-masing strategi menunjukan kelebihan dan kekurangan. Strategi pertama menunjukan bahwa beberapa karya anak meniru objek/ tokoh yang ditunjukan pendamping namun anak mampu membuat ilustrasi yang beragam. Strategi kedua sebagian besar anak merekam salah satu adegan pada gambar namun ada penambahan alur cerita yang beragam yang berkaitan dengan dirinya. Strategi ketiga menunjukan bahwa hasil karya anak lebih beragam jika dibandingkan dengan strategi lain namun terdapat kesulitan dalam pengelolaan kelas saat proses pembelajaran berlangsung.