digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - TRIFATAMA RAHMALIA
PUBLIC Irwan Sofiyan

Penelitian ini dilakukan di daerah Tatelu, Minahasa Utara, yang terletak di bagian timur lengan utara pulau Sulawesi, dalam busur magmatik Sulawesi Utara. Lokasi ini memiliki potensi ideal untuk pembentukan endapan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses mineralisasi, karakteristik mineralogi dan geokimia batuan, serta karakteristik fluida hidrotermal di area tersebut. Analisis inklusi fluida pada lima sampel dari berbagai zona urat merupakan fokus utama penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan fasa bifasa (liquid+vapour) dengan rentang temperatur homogenisasi (Th) dari 123°C hingga 183°C, temperatur pelelehan (Tm) antara -0,6°C hingga -0,2°C, dan salinitas bervariasi dari 0,27% hingga 0,97% berat NaCl. Khususnya, sampel M013 RPit A dari zona Tatelu A menunjukkan temperatur homogenisasi tertinggi yaitu 183°C dengan salinitas 0,97% berat NaCl, sementara sampel M028 Tr C dari zona Talawaan menunjukkan salinitas terendah yaitu 0,27% berat NaCl. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis petrografi untuk identifikasi litologi secara mikroskopis dan mineral alterasi, analisis mineragrafi untuk menentukan jenis mineral bijih, analisis X-Ray Diffraction (XRD) untuk mineralogi alterasi, analisis geokimia (FA-AAS) untuk kadar dan hubungan antar unsur, serta analisis inklusi fluida untuk temperatur dan salinitas urat kuarsa. Hasil analisis petrografi mengidentifikasi tiga litologi utama: tuf kristal, breksi andesit, dan breksi gunungapi. Alterasi hidrotermal di daerah ini dikelompokkan menjadi dua tipe: zona alterasi argilik (smektit, ilit, kaolinit) dan zona alterasi silisifikasi (kuarsa). Zona urat kuarsa dibagi menjadi empat jalur utama: Tatelu A, Tatelu B, Talawaan, dan Talawaan Barat Laut. Urat kuarsa di zona Tatelu A memiliki tekstur masif-kristalin, banded colloform-crustiform, dan cavity; zona Tatelu B memiliki tekstur masif-karbonatan, banded, dan sugary; zona Talawaan menunjukkan tekstur masif-kalsedonik; dan zona Talawaan Barat Laut memiliki tekstur masif-kalsedonik dan sugary. Zona urat kuarsa Tatelu A menunjukkan kadar emas (Au) tertinggi dengan nilai mencapai 35,50 ppm. Identifikasi mineral bijih mencakup kalkopirit (CuFeS2), pirit (FeS2), dan hematit (Fe2O3), namun dalam jumlah yang sangat sedikit dan berukuran halus. Analisis geokimia menunjukkan kandungan logam dasar relatif rendah, dengan tembaga (Cu) 1-20 ppm, galena (Pb) 3-51 ppm, dan seng (Zn) 4-101 ppm. Kandungan logam mulia termasuk emas (Au) yang bervariasi dari 1-35,50 ppm dan perak (Ag) dari 1-13 ppm. Kadar Au menunjukkan pola peningkatan seiring dengan peningkatan kadar Ag, sedangkan korelasi Au dengan Cu, Pb, dan Zn tidak menunjukkan pola yang jelas. Dari parameter tekstur urat, mineralisasi bijih,kadar geokimia batuan dan inklusi fluida (salinitas dan Th) menunjukkan lokasi penelitian termasuk dalam endapan epitermal sulfidasi rendah.