Papua merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan terletak pada pertemuan
antara dua lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia.
Hal ini mengakibatkan Papua rentan terhadap bencana gempa bumi yang dapat mengakibatkan
risiko korban jiwa dan juga risiko kerugian finansial. Untuk meminimalisir
dampak terjadinya kerugian finansial akibat bencana gempa bumi, dapat digunakan
instrumen asuransi dan reasuransi gempa bumi. Di dalam Tugas Akhir ini, dibahas tentang
skema asuransi/reasuransi Excess-of-Loss menggunakan Earthquake Catastrophe
(CAT) Model. Suatu CAT Model terdiri dari 4 modul, yaitu: Hazard, Inventory, Vulnerability,
dan Loss Modules. Di dalam Tugas Akhir ini, retensi optimal dari skema reasuransi
Excess of Loss ditentukan dengan cara meminimumkan Value-at-Risk dari suatu
peubah acak Kerugian Finansial Total yang dialami suatu perusahaan asuransi. Premi
risiko reasuransi ditentukan menggunakan Expected Value Premium Principle. Data
yang digunakan sebagai studi kasus adalah data Average Annual Loss akibat gempa
bumi tektonik di 6 Kota/Kabupaten di Papua, yaitu: Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura,
Kabupaten Manokwari, Kabupaten Mimika, Kabupaten Nabire, dan Kota Sorong.
Dilakukan beberapa skenario penentuan retensi optimal berdasarkan 4 asumsi distribusi
peluang untuk Kerugian Finansial Agregat, yaitu: Lognormal, Gamma, Inverse
Gaussian, dan Pareto; beberapa nilai Coefficient of Variation (CV); serta beberapa nilai
loading factor dalam penentuan premi risiko reasuransi..