Abstrak - Rio Bratasena Cahyaningrat
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Studi ini mempelajari fenomena interaksi fluida dengan struktur flapping fin yang
dimodelkan sebagai pelat lentur seragam dan berfokus pada karakter respon dinamik
dari pelat. Dalam studi ini digunakan aplikasi komersial berbasis metode
elemen hingga atau finite element method (FEM) untuk menganalisis karakteristik
dari dinamika struktur dan metode volume hingga finite volume method (FVM)
untuk menganalisis fluida. FEM dan FVM dikopling menggunakan skema dua
arah, sebagai contoh, hasil analisis fluida distribusi tekanan sepanjang pelat ditransfer
ke hasil analisis dinamika struktur, dan sebaliknya hasil analisis dinamika
struktur deformasi dari struktur ditransfer ke hasil analisis fluida. Pada tahap
awal, dilakukan analisis pelat lentur seragam menggunakan analisis modal untuk
mendapatkan nilai frekuensi natural dan modus getar pada kondisi vakum
tanpa fluida dan gaya eksternal. Frekuensi natural yang didapatkan pada modus
getar fundamental memiliki kemiripan dengan hasil yang didapatkan dari hasil
eksperimen dengan perbedaan nilai kurang dari 1%. Model pelat lentur seragam
disimplifikasi menjadi pelat kaku seragam dengan pegas yang terpasang
pada ujung pelat, nilai kekakuan dari pegas diatur sedemikian rupa sehingga
frekuensi natural dari modus fundamental memiliki nilai yang sama dengan pelat
lentur seragam. Namun, analisis modal tidak dapat digunakan ketika struktur
dipengaruhi dengan fluida terutama air, sehingga digunakan mekanisme pemberian
eksitasi berupa impuls. Kedua model pelat disimulasikan ketika berada
dalam pengaruh udara dan air. Berdasarkan hasil simulasi, terjadi peluruhan
amplitudo yang signifikan dari respon dinamik kedua model pelat, sedangkan
frekuensi natural hanya memiliki perbedaan di bawah 1% ketika struktur dipengaruhi
fluida dan ruang vakum. Sebaliknya, densitas air bernilai lebih tinggi
dibandingkan dengan udara, sehingga efek inersia atau yang biasa dikenal dengan
”massa tambahan” dari air bernilai lebih besar dan menyebabkan pergeseran
fasa dari respon dinamik yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan nilai
frekuensi resonansi pelat. Dari hasil pengamatan, didapatkan kesimpulan bahwa
pendekatan numerik terutama pemodelan fungsi waktu tidak dapat menangkap
efek dari inersia, sehingga dibutuhkan model diskritisasi waktu dengan orde
yang lebih tinggi, setidaknya orde dua. Sehingga, disarankan penelitian lanjutan
yang berfokus pada model dari skema diskritisasi dari fungsi waktu.