digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Anisa Zhafira Nasution [17420004]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia memiliki banyak peninggalan kuno yang tersebar luas sebagai konsekuensi logis banyaknya kerajaan di pulau Jawa sehingga meninggalkan warisan sejarah dan budaya, dan salah satunya adalah peninggalan candi Borobudur. Candi tersebut memiliki tiga representasi visual yang khas berupa 1212 relief dekoratif dan 1460 relief naratif sebagai wujud budaya yang terbangun dari gagasan (konsep manusia yang diidealkan), aktivitas (refleksi diri dan pencapaian), dan artefak (teks narasi visual relief) yang diciptakan oleh masyarakat lampau untuk diturunkan dari generasi ke generasi. Relief Karmawibhangga merupakan relief yang tidak banyak diketahui orang banyak karena terletak di bawah kaki candi Borobudur, dan hanya empat panil yang terlihat di sisi tenggara candi Borobudur. Kenyataan tersebut menyebabkan terputusnya kisah relief Karmawibhangga sehingga banyak wisatawan yang tidak mengetahui dan tidak menikmati sepenuhnya kisah-kisah dibalik relief tersebut, dan dengan demikian dibutuhkan media-media yang dapat menyampaikan kisah-kisah dibalik cerita relief Karmawibhangga. Virtual Reality (VR) adalah salah satu media visual yang mampu menceritakan kembali cerita relief dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti oleh masyarakat luas khususnya remaja. Perancangan ini menargetkan segmen wisatawan Borobudur dengan kategori remaja berusia 14 sampai dengan 21 tahun. Teori bahasa rupa digunakan dalam perancangan ini sebagai alat bantu penulis dalam menafsirkan dan meciptakan cerita sesuai dengan unsur di dalam relief Karmawibhangga. Melalui teknologi VR yang mampu memberikan pengalaman imersif kepada penggunanya, memungkinkan cerita relief dapat mudah dimengerti dan diminati oleh remaja. Dengan demikian, perancangan ini dibuat untuk mengenalkan kisah relief Karmawibhangga mengenai hakikat hidup kepada wisatawan Borobudur khususnya remaja melalui media interaktif Virtual Reality.