digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penerapan adaptive reuse pada perubahan fungsi bangunan rumah menjadi lingkungan sekolah anak usia dini menghadapi tantangan signifikan, Desain fasilitas ruang belajar yang belum sepenuhnya memenuhi standar, keterbatasan ruang, serta kurangnya perhatian pada aspek khusus yang mendukung perkembangan anak menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Perumahan Bojongsoang, di Kabupaten Bandung memiliki beberapa Taman Kanak-Kanak (TK) yang menerapkan konsep adaptive reuse. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana bangunan sekolah anak usia dini dengan pendekatan adaptive reuse memenuhi standar dan prinsip desain interior yang ramah anak, menilai dukungan bangunan tersebut terhadap tugas perkembangan anak usia dini. Metode penelitian ini menggunakan teknik observasi lapangan, wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru, staff, dan orang tua murid dari enam sekolah yang berbeda, serta pengisian kuesioner oleh 20 responden yang meliputi pihak-pihak terkait utama dalam pendidikan di sekolah-sekolah tersebut. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan Focus Group Discussion (FGD) dengan tiga ahli, termasuk dua arsitek dan satu desainer interior khusus untuk sekolah anak usia dini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa titik berat penerapan adaptive reuse sangkat bergantung pada kondisi eksisting bangunan pada sekolah anak usia dini, sehingga terdapat kekurangan dalam memenuhi standar desain interior ramah anak. Kekurangan tersebut mencakup aspek keselamatan, kenyamanan, aksesibilitas, serta dukungan terhadap perkembangan kognitif, sosial, dan motorik anak. Bangunan adaptive reuse untuk sekolah anak usia dini berfokus pada dua aspek, yaitu interior baru-eksterior lama dan pengisian terintegritas yang akan menghasilkan kompromi desain sesuai dengan kebutuhan fungsional dengan tidak mengacu kepada standarisasi pemerintah.