digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

GRACE ANGELIA ABSTRAK
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Sumur merupakan salah satu sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, kualitas air sumur ditentukan berdasarkan kandungan mineralnya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi metode analisis klaster paling optimal dan meninjau kualitas air sumur berdasarkan standar mutu air minum. Analisis klaster digunakan untuk mengelompokkan data dengan memaksimalkan kemiripan data dalam sebuah klaster dan meminimalkan kemiripan data dengan klaster lain. Penelitian ini meninjau air sumur di 160 lokasi pengamatan kabupaten Bandung yang mengandung enam mineral, yaitu As, Cd, Fe, Mn, Pb, dan Zn. Lokasi pengamatan diklasifikasikan menggunakan Partisi (K-Means, K-Medians, K-Medoids) dan Hierarki Agglomerative (Single, Average, dan Complete Linkage) dengan metrik jarak Euclid dan Manhattan. Tiap metode analisis klaster dievaluasi untuk menentukan banyak klaster (????) optimal dengan metode Elbow untuk Partisi, sedangkan Mojena untuk Hierarki. Kemudian, melakukan seleksi metode untuk memperoleh metode analisis klaster terbaik; (i) partisi menggunakan Silhouete Coefficient (SC), Calinski-Harabasz Index (CHI), dan Xie-Beni Index (XBI), diperoleh K-Means Euclid dan K-Medians Manhattan, (ii) hierarki Agglomerative hanya menggunakan Silhouete Coefficient (SC), diperoleh Average Linkage Euclid dan Single Linkage Manhattan. Berdasarkan hasil analisis klaster, tiap anggota dipetakan menjadi banyak kandungan yang memenuhi standar mutu air minum, disebut tingkat kualitas air sumur. Tiap metode analisis klaster memiliki rentang kualitas air sumur tingkat satu hingga empat, semakin tinggi tingkat semakin baik. Berdasarkan analisis karakteristik wilayah, K-Medians Manhattan merupakan metode analisis klaster terbaik pada metode Partisi, sedangkan Average Linkage Euclid terbaik pada metode Hierarki. Namun, K-Medians Manhattan lebih merepresentasikan kondisi persebaran kualitas air sumur di Kabupaten Bandung. Korelasi K-Means Euclid dengan tingkat kualitas satu cukup tinggi, yaitu 0.75. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penting dalam pengelolaan sumber daya air dan perlindungan kesehatan masyarakat.