digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Syahfira Dwinda
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur

Lokasi pusat-pusat pemerintah Kesultanan Palembang berada di sepanjang tepian sungai. Sungai menjadi faktor yang sangat penting dalam kehidupan kesultanan yaitu terkait dengan fungsinya sebagai sumber kehidupan, aksesibilitas dan jalur transportasi serta komunikasi. Keterbatasan wilayah tepian sungai menyebabkan perkembangan pusat kesultanan melebar sepanjang tepian sungai karena wilayah daratan masih berupa hutan dan kurang aman. Perkembangan aktivitas perdagangan global pada masa pemerintahan kesultanan yang semakin pesat menyebabkan jalur sungai semakin ramai dilalui oleh pedagang lokal, regional, dan internasional. Keberadaan kongsi dagang Belanda (VOC) hingga menjadi pemerintahan Hindia Belanda turut mempengaruhi perkembangan pusat-pusat pemerintahan dan kegiatan komersial kesultanan Palembang. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh kolonial menyebabkan munculnya bangunan fisik pasar yang sebelumnya perdagangan hanya terjadi diatas air atau hanya berupa hamparan (cungkukan). Pembangunan pasar di Kota Palembang terus berkembang dan kerap di sepanjang tepian Sungai Musi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika jejaring pasar terhadap perkembangan arsitektur pasar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelusuran sejarah yaitu dengan mengetahui perkembangan sistem jejaring perdagangan yaitu pasar dan korelasinya dengan sejarah pembentukan dan perkembangan arsitektur pasar di Palembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan peran jejaring pasar sebagai jaringan perdagangan mempengaruhi perkembangan arsitektur bahkan struktur wilayah kota Palembang dengan sistem ulu-ilir dan struktur spasial wilayah pusat Kota Palembang yang terbatas dan melebar sepanjang tepian sungai.