Saat ini, permintaan terhadap produksi tanaman nilam dalam skala besar meningkat.
Hal ini dikarenakan tanaman nilam dijadikan sumber utama untuk memperoleh minyak
atsiri nilam yang dibutuhkan secara luas dalam berbagai industri seperti aromaterapi,
pembuatan wewangian, produk kosmetik, produksi sabun dan sampo, serta sebagai
pengawet dalam industri pangan. Namun budidaya nilam secara konvensional di area
terbuka sangat rentan terhadap hama dan penyakit, serta terdapat inkonsistensi kualitas
minyak. Alternatif kultivasi bibit in vitro dapat dilakukan dalam bioreaktor mist untuk
peningkatan produksi tanaman nilam dan biomassa minyak esensial. Peningkatan
produk juga dapat dilakukan dengan teknik elisitasi. Kultivasi nilam dalam bioreaktor
mist dilakukan selama 14 hari dengan sistem penyiraman 15 menit setiap 1 jam dan
penambahan elisitor metil jasmonat (MeJA) 10 µM selama 72 jam. Penelitian ini
bertujuan meningkatkan pertumbuhan bibit dan kandungan minyak atsiri tanaman
nilam melalui kultur jaringan dengan pemberian perlakuan elisitor metil jasmonat pada
plantlet yang dikultivasi dalam bioreaktor mist. Hasil menunjukkan bahwa biomassa
nilam kontrol dan perlakuan MeJA 10 µM meningkat berturut-turut yaitu 47,31 % dan
60,5 %. Laju pertumbuhan & RGR nilam kontrol dan perlakuan MeJA 10 µM berturutturut yaitu 0,143 cm/hari; 0,073 gr/hari dan 0,145 cm/hari; 0,086 gr/hari. Tingkat
survivability rate pada kedua variasi yaitu 100%. Ekstraksi minyak nilam dilakukan
melalui destilasi uap selama 6 jam Perolehan minyak nilam kontrol dan perlakuan
MeJA 10 µM berturut-turut yaitu 8,078% dan 11,52 %. Sehingga dapat disimpulkan
penggunaan elisitasi MeJA 10 µM dapat meningkatkan pertumbuhan bibit dan
kandungan minyak atsiri tanaman nilam