digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, permintaan terhadap produksi tanaman nilam dalam skala besar meningkat. Hal ini dikarenakan tanaman nilam dijadikan sumber utama untuk memperoleh minyak atsiri nilam yang dibutuhkan secara luas dalam berbagai industri seperti aromaterapi, pembuatan wewangian, produk kosmetik, produksi sabun dan sampo, serta sebagai pengawet dalam industri pangan. Namun budidaya nilam secara konvensional di area terbuka sangat rentan terhadap hama dan penyakit, serta terdapat inkonsistensi kualitas minyak. Alternatif kultivasi bibit in vitro dapat dilakukan dalam bioreaktor mist untuk peningkatan produksi tanaman nilam dan biomassa minyak esensial. Peningkatan produk juga dapat dilakukan dengan teknik elisitasi. Kultivasi nilam dalam bioreaktor mist dilakukan selama 14 hari dengan sistem penyiraman 15 menit setiap 1 jam dan penambahan elisitor metil jasmonat (MeJA) 10 µM selama 72 jam. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan bibit dan kandungan minyak atsiri tanaman nilam melalui kultur jaringan dengan pemberian perlakuan elisitor metil jasmonat pada plantlet yang dikultivasi dalam bioreaktor mist. Hasil menunjukkan bahwa biomassa nilam kontrol dan perlakuan MeJA 10 µM meningkat berturut-turut yaitu 47,31 % dan 60,5 %. Laju pertumbuhan & RGR nilam kontrol dan perlakuan MeJA 10 µM berturutturut yaitu 0,143 cm/hari; 0,073 gr/hari dan 0,145 cm/hari; 0,086 gr/hari. Tingkat survivability rate pada kedua variasi yaitu 100%. Ekstraksi minyak nilam dilakukan melalui destilasi uap selama 6 jam Perolehan minyak nilam kontrol dan perlakuan MeJA 10 µM berturut-turut yaitu 8,078% dan 11,52 %. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan elisitasi MeJA 10 µM dapat meningkatkan pertumbuhan bibit dan kandungan minyak atsiri tanaman nilam