Hampir seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo banjir setiap tahunnya, Salah satu wilayah yang terdampak yaitu Kabupaten Gorontalo. Banjir ini menyebabkan tergenangnya pemukiman penduduk, gedung perkantoran, pertanian, fasilitas umum serta mengancam nyawa. Perlu dilakukan kajian risiko banjir untuk mendapatkan tingkat ancaman, kerugian kapasitas, risiko dan prioritas penanganan bencana banjir. Dalam kajian ini Perka BNPB No.2 Tahun 2012 digunakan sebagai pedoman penentuan indeks dan tingkat risiko banjir. Adapun penentuan skala prioritas menggunakan Permen PUPR No.12 Tahun 2014. Curah hujan wilayah dihitung menggunakan metode Poligon Thiessen, sedangkan debit banjir rencana menggunakan Q25th dengan metode SCS. Validasi data debit dilakukan dengan overlay data genangan dan tinggi banjir dengan data kejadian banjir yang diperoleh dari BWS Sulawesi II Gorontalo. Banjir kala ulang 25 tahun di Sungai Biyonga adalah 129.16 m3/s. Hasil perhitungan hidrologi digunakan dalam pemodelan banjir dengan menggunakan HEC-RAS 2D. Hasil pemodelan berupa peta luas genangan banjir 136.12 ha di 4 kelurahan yaitu Hepuhulawa, Hunggaluwa, Kayubulan, dan Kayumerah. Berdasarkan penilaian tingkat ancaman, kerugian kapasitas dan risiko banjir, seluruh kelurahan berada di tingkat risiko tinggi. Hasil evaluasi prioritas penanganan banjir menunjukkan Kelurahan Hunggaluwa memiliki tingkat kerugian yang tertinggi dibanding tiga (3) kelurahan lainnya dengan skor 525 dari skala maksimum 600.