Desa Batukaras yang terletak di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Selatan Pulau Jawa, Indonesia, merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap gempa bumi dan tsunami akibat lokasi geografisnya yang dekat dengan lempeng megathrust. Kondisi ini mengakibatkan Desa Batukaras menjadi sangat berpotensi untuk terkena gempa bumi yang besar dan dapat memicu terjadinya tsunami yang sangat berbahaya. Hal ini menjadi makin lebih berbahaya mengingat Desa Batukaras yang merupakan desa wisata yang kerap dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Secara historis, kejadian tsunami sudah pernah terjadi di Kabupaten Pangandaran pada 17 Juli 2006 dengan gempa berkekuatan 7,6 Mw. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemodelan tsunami untuk mengidentifikasi dan menilai risiko bencana tsunami di desa. Penelitian ini menggunakan hasil pemodelan yang dilakukan dengan metode Probabilistic Tsunami Hazard Analysis (PTHA). Metode PTHA adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menilai kemungkinan dan potensi dampak tsunami di suatu wilayah berdasarkan pemodelan yang dilakukan. Pendekatan ini dapat mengukur probabilitas dari berbagai skenario tsunami yang mungkin dapat terjadi di Desa Batukaras. Hasil PTHA ini berupa titik-titik ketinggian tsunami di sekitar pesisir pantai. Oleh karena itu, penelitian ini membahas secara rinci pemodelan yang dapat dilakukan untuk menjalarkan gelombang tsunami tersebut ke wilayah daratan dari hasil PTHA menggunakan perhitungan numeris Berryman dan Smart.
Berdasarkan hasil pemodelan ini, dapat dilakukan perhitungan potensi kerugian ekonomi yang dirasakan masyarakat baik secara langsung maupun kerugian tidak langsung yang berpotensi dapat timbul akibat bencana tsunami tersebut. Proses perhitungan ini didasarkan pada nilai valuasi ekonomi dari sektor lahan terbangun dan lahan produktif di Desa Batukaras yang diperoleh secara langusung melalui survei lapangan yang dilakukan pad 24-25 April 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi kerugian ekonomi yang dirasakan Masyarakat di Desa Batukaras berkisar dari 11 miliar hingga 637 miliar rupiah berdasarkan metode Berryman dan berkisar dari 138 miliar rupiah hingga 465 miliar rupiah berdasarkan metode Smart yang nilai ini bervariasi tergantung dari periode ulang suatu gempa. Sedangkan, untuk nilai rata-rata total kerugian dari kedua metode ini didapatkan Rp75.065.123.293 untuk periode ulang 250 tahun, Rp128.511.774.971 untuk 500
tahun, Rp231.224.915.196 untuk 1000 tahun, dan Rp551.678.261.963 untuk 2500 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas dengan adanya analisis PTHA. Hal ini dapat menunjukkan bahwasanya bencana tsunami tersebut memiliki tingkat probabilitas yang dapat terjadi kapan saja dan tidak harus disebabkan oleh magnitudo gempa yang sangat tinggi.