digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Air adalah kebutuhan dasar manusia, dan di Indonesia, setiap daerah memiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bertanggung jawab untuk menyediakannya. Non-Revenue Water (NRW) adalah masalah besar bagi PDAM di Indonesia. Menurut Rudy Chaerudin, Senior Regional Manager di PDAM Bandung, standar NRW yang baik adalah di bawah 20%, namun tingkat saat ini di Indonesia adalah 35%. NRW dapat dibagi menjadi kategori fisik dan non-fisik. Kehilangan fisik disebabkan oleh masalah teknis seperti kebocoran dalam jaringan distribusi, sementara kehilangan non-fisik disebabkan oleh faktor-faktor seperti kesalahan pembacaan meter, tagihan yang tidak dibayar, atau pencurian air. Untuk mengatasi NRW, data yang akurat sangat penting. Menggunakan data yang tidak dapat diandalkan dapat menghasilkan hasil yang tidak berarti. NRW dihitung dengan mengurangi volume total konsumsi resmi dari volume input sistem. Di PDAM Tirtawening di Bandung, setiap pembaca meter mencatat data dari sekitar 3.000 alamat setiap bulan, sehingga kemungkinan kesalahan manusia tinggi. Masalah akses ke meter juga menyebabkan pembacaan yang tidak tercatat, dengan tagihan yang diperkirakan berdasarkan konsumsi tertinggi sebelumnya. Idealnya, analisis NRW harus mencocokkan periode penagihan dengan jangka waktu volume input sistem. Namun, meter pelanggan tidak dibaca pada hari yang sama setiap bulan dan masalah dengan meter mekanis hanya dapat diidentifikasi setiap bulan pada terbaiknya. Mengimplementasikan meter air yang secara otomatis mengirimkan data dapat mengurangi NRW. Akurasi meter air juga memainkan peran penting dalam analisis NRW. Sebagian besar meter di Indonesia adalah mekanis dengan tingkat akurasi 2%. Meter yang lebih akurat meningkatkan analisis NRW. Oleh karena itu, penulis mengusulkan penggunaan sensor ultrasonik dengan metode cross-correlation untuk menghitung volume konsumsi air. Hasil yang diperoleh adalah error tertinggi pada debit rendah bernilai 3.5% sedangkan pada debit normal error tertinggi bernilai 1.19%.