Kebutuhan akan bangunan tinggi yang multifungsi di kawasan urban seperti Jakarta
Pusat semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan populasi dan keterbatasan
lahan. Maka dari itu, dirancang sebuah bangunan mixed-use yang mengusung konsep
one-stop-service property Oasis Central Sudirman merupakan proyek pembangunan
gedung super tinggi yang terdiri dari dua menara. Menara pertama memiliki lantai
sebanyak 74 lantai (325,05 m) yang difungsikan sebagai mix-used building. Menara
kedua memiliki lantai sebanyak 65 lantai (275,60 m) dan difungsikan sebagai
residential building. Selain itu terdapat 5 tingkatan basement yang digunakan sebagai
parkiran kendaraan dan direncakan dapat menampung hingga 1600 kendaraan. Pada
menara pertama, terdapat struktur podium yang berfungsi sebagai bangunan ritel
setinggi 5 lantai yang menopang struktur menara tersebut.
Pada tugas akhir ini, bangunan yang akan dirancang adalah menara pertama yang
berfungsi sebaga mix-used building. Material yang digunakan adalah beton bertulang.
Sistem Struktur utama yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem dinding geser
inti (corewall) yang dihubungkan dengan balok perangkai dan sistem rangka pemikul
momen khusus. Perancangan juga ini menggunakan sistem pengekang lateral
tambahan berupa outrigger dan belt truss dari material baja yang dioptimalkan untuk
memberikan kinerja seismik yang lebih baik serta efisiensi ruang yang optimal.
Modelisasi struktur dilakukan secara 3D menggunakan software CSI ETABS untuk
mengkaji respon bangunan terhadap beban yang bekerja pada struktur. Denah lantai
bersumber dari gambar arsitektur dan dimensi elemen struktur ditentukan berdasarkan
SNI 2847:2019. Pembebanan gravitasi dan lateral yang digunakan dalam analisis
mengacu pada SNI 1727:2019, ASCE 7-16, SNI 1726:2019, dan Peta Deagregasi
Bahaya Gempa Indonesia. Analisis beban gempa dilakukan dengan menggunakan
analisis respon spektra serta analisis riwayat waktu linear berdasarkan SNI 1726:2019.
Struktur bangunan gedung harus memiliki sistem pemikul gaya lateral dan vertikal
yang lengkap, yang mampu memberikan kekuatan, kekakuan, dan kapasitas disipasi
energi yang cukup untuk menahan gerak tanah seismik desain dalam batasan-batasan
kebutuhan deformasi dan kekuatan perlu. Struktur didesain untuk memenuhi
persyaratan struktur tahan gempa, yang meliputi modal partisipasi massa, gaya gempa
lateral ekivalen, persyaratan sistem ganda, ketidakberaturan horizontal dan vertikal
struktur, simpangan antar lantai, stabilitas struktur (Efek P-Delta), serta pemeriksaan
faktor redundansi.
Desain penulangan elemen struktur menggunakan prinsip desain kapasitas yang
dilakukan berdasarkan gaya dalam yang didapatkan dari kombinasi pembebanan LRFD
dan mengacu pada SNI 2847:2019 / ACI 318-19 . Desain penulangan balok, meliputi
tulangan longitdunal, transversal dan torsi. Desain penulangan kolom, meliputi
tulangan longitudinal, confinement dan transversal. Desain penulangan pelat, meliputi
tulangan lentur dan geser. Desain penulangan dinding geser, meliputi tulangan
longitudinal, transversal dan elemen batas khusus (EBK). Desain penulangan balok
perangkai meliputi tulangan diagonal, transversal dan longitudinal. Dilakukan juga
pemeriksaan syarat strong column-weak beam (SCWB) dan hubungan balok kolom
agar memastikan struktur tetap daktail saat gempa rencana terjadi. Selain itu, detailing
elemen struktur harus didesain secara baik untuk menjamin bahwa struktur akan
mampu mendisipasi energi gempa melalui mekanisme perpindahan inelastik tanpa
mengalami keruntuhan.