digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Irfan Muhamad Fauzi
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Polivinil klorida (PVC) memiliki potensi yang strategis untuk dikembangkan di Indonesia karena aplikasinya sangat luas dan kapasitas produksi yang cukup tinggi. Walaupun banyak manfaat yang dapat diambil, PVC mudah terdegradasi oleh panas yang mengakibatkan perubahan sifat-sifat polimer. Oleh karena itu, stabiliser termal diperlukan pada PVC untuk mengatasi degradasi pada pemrosesannya. Stabiliser konvensional terbuat dari bahan berbasis timbal. Namun, isu lingkungan mengakibatkan timbal mulai diganti dengan timah organik yang lebih ramah lingkungan, salah satunya dari kelompok merkaptida. Stabiliser dari kelompok merkaptida diproduksi secara dua tahap, yaitu sintesis merkaptoetil karboksilat dan sintesis metil timah merkapto karboksilat sulfida. Reaksi sintesis merkaptoetil karboksilat merupakan reaksi esterifikasi antara merkaptoetanol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang umum digunakan berasal dari pohon pinus. Namun, ketersediaannya semakin terbatas akibat dari kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif lain dari bahan nonpangan agar tidak bersaing dengan industri pangan yang ada sekarang. Salah satu alternatif asam lemak bebas yang dapat digunakan berasal dari minyak biji kapuk. Indonesia sempat menjadi produsen terbesar buah kapuk. Namun, terjadi penurunan angka ekspor disebabkan petani kapuk tidak lagi melihat potensi tanaman kapuk. Pemanfaatan asam lemak dari biji kapuk dapat meningkatkan kembali value dari tanaman kapuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyintesis merkaptoetil karboksilat dari asam lemak biji kapuk, mengetahui dan membandingkan karakteristiknya, serta mengetahui kondisi operasi yang optimum. Penelitian didasarkan pada percobaan di Laboratorium Rekayasa Produk Industri Proses. Variasi percobaan yang dilakukan adalah konsentrasi katalis, ekses merkaptoetanol, dan temperatur. Kinerja sintesis dievaluasi melalui pengukuran angka asam, kadar SH, persen perolehan, dan transparansi. Angka asam dan transparansi pada seluruh variasi memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk kadar SH dan persen perolehan, variasi konsentrasi katalis dan ekses merkaptoetanol memiliki pengaruh yang signifikan. Namun, pada variasi temperatur 70oC dan 80oC tidak memiliki perbedaan secara berarti. Kondisi operasi optimum yang diperoleh dari penelitian ini adalah konsentrasi katalis 3%, ekses merkaptoetanol 10%, dan temperatur 80oC.