Polivinil klorida (PVC) adalah polimer yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari
karena memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang unik. PVC merupakan polimer
dengan tingkat pemakaian ketiga terbanyak di dunia setelah polietilena (PE) dan
polipropilena (PP). Tingkat produksi PVC secara global diperkirakan sekitar 40 juta ton
per tahun. Akan tetapi, PVC memiliki kelemahan, yaitu mengalami dehidroklorinasi pada
temperatur yang relatif rendah. Proses dehidroklorinasi dapat menyebabkan PVC
terdegradasi dan menjadi rapuh. Oleh karena itu, penambahan stabilisator termal pada
resin PVC perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya degradasi.
Laboratorium Rekayasa Produk Industri Proses (RPIP) Program Studi Teknik Kimia ITB
telah mengembangkan stabilisator termal ester balik yang memiliki basis distilat asam
lemak sawit. Untuk mengevaluasi efek penambahan stabilisator pada PVC, parameter
kinetika reaksi degradasi PVC perlu diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk
memprediksi energi aktivasi dan konstanta Arhennius dari reaksi degradasi termal.
Serangkaian percobaan uji dehidroklorinasi dilakukan untuk memperoleh data yang
diperlukan. Sampel PVC dengan variasi dosis stabilisator 0,5 phr, 1 phr dan 1,5 phr diuji
pada tiga temperatur yang berbeda, yaitu 170°C, 180°C, dan 190°C. Data yang diperoleh
akan diolah untuk mengestimasi energi aktivasi dan konstanta Arhennius dari reaksi
degradasi PVC.
Berdasarkan hasil percobaan, parameter kinetika dapat diestimasi menggunakan model
kinetika Avrami-Erofeev. Nilai dari energi aktivasi PVC yang telah distabilkan untuk
dosis 0,5 phr, 1 phr, dan 1,5 phr secara berturut-turut adalah: 132,75 kJ/mol, 139,30
kJ/mol, dan 161,99 kJ/mol. Sementara itu, nilai A yang diperoleh secara berturut-turut
adalah 16,02 x 1010 s-1, 74,01 x 1010 s-1, dan 22.564 x 1010 s-1. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa stabilisator termal ester balik berbasis sawit dapat menjadi salah satu
alternatif stabilisator PVC.
Perpustakaan Digital ITB