digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada periode 2015—2022, Indonesia mengimpor 26 juta kL bahan bakar. Sebanyak 78% merupakan bensin. Minyak kelapa sawit berpotensi sebagai sumber BBM alternatif atas kedekatan struktur nya dengan bensin, kemudahan untuk direngkahkan dan diaromatisasi, serta produksi minyak kelapa sawit Indonesia yang tertinggi di dunia. Penelitian terdahulu melaporkan proses perengkahan katalitik dengan katalis H-ZSM5 sebagai metode optimal untuk mengolah minyak kelapa sawit menjadi bensin sawit. Fraksi gas (olefin dan parafin ringan) yang tinggi pada produk menjadi masalah dalam perengkahan dengan H-ZSM5. Logam aktif seng (Zn) sebagai promotor dapat meningkatkan proses aromatisasi, menghasilkan fraksi bensin cair yang lebih optimal (Chen dkk., 2015). Karakteristik dari katalis Zn-HZSM5 dianalisis dengan metode XRD, XRF, NH3-TPD, dan BET. Bensin diuji dengan GC-DHA dan GC-SIMDIS. Gas dianalisis dengan GCPerkin Elmer dan GC-FID. Kokas dihitung dengan TGA Gravimetri. Penelitian dilakukan dengan minyak goreng (RBDPO) sebagai umpan. Katalis H-ZSM5 didapat dari katalis Na-ZSM-5 yang disintesis laboratorium TRKK ITB. Reaksi perengkahan katalitik diselenggarakan di reaktor unggun tetap pada temperatur 500 oC dengan WHSV 2,5 jam-1. Penambahan logam Zn pada katalis H-ZSM5 terbukti meningkatkan perolehan bensin dan aromatik. Produk paling optimal didapatkan pada inkorporasi logam Zn 2,5% dengan perolehan bensin 47,72%-massa, kadar aromatik sebesar 97,09%-massa, dan nilai RON 119,16. Kenaikan bensin disebabkan pergeseran situs asam kuat katalis menjadi situs asam lemah/sedang sebesar 13,6% yang meningkatkan selektivitas perengkahan dan aromatisasi. Pengurangan kalsinasi (2,5-IMZnZSM5) menurunkan konversi umpan ke OLP sebesar 9—12%-massa, tetapi tidak berdampak pada konsentrasi bensin dan kadar aromatik. Katalis terpakai praregenerasi menunjukkan penurunan aktivitas katalis. Sedangkan, katalis pascaregenerasi menunjukkan kenaikan tingkat keasaman, kristalinitas, dan luas permukaan pori.