digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Lusiana Armi 17320025
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk merancang Sawahlunto Islamic Religious Tourism Centre sebagai salah satu fasilitas di Sawahlunto Islamic Center yang ditujukan sebagai ikon wisata religi di Sawahlunto yang menyajikan berbagai kegiatan dan atraksi wisata religi yang diintegrasikan dengan unsur lokal Sawahlunto. Sawahlunto dinobatkan sebagai ”Warisan Budaya Kota Tua Tambang Batu Bara Ombilin” oleh UNESCO. Selain itu, Sawahlunto memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Namun, Sawahlunto belum memiliki fasilitas keagamaan dan wisata religi yang memadai dan menarik wisatawan. Hal ini dilihat dari Masjid Agung terbesar yang ada di Sawahlunto dengan luas 120 m2 yang digunakan untuk berbagai kegiatan ke-Islaman di dalam satu area serta wisata religi yang hanya berupa makam-makam Syekh penyebar agama Islam di Sawahlunto. Pemerintah Sawahlunto sudah memiliki rencana pembangunan Sawahlunto Islamic Centre sebagai pusat ke-Islaman dan wisata religi yang sejalan dengan falsafah Minangkabu yaitu ” Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabulloh”.Oleh karena Sawahlunto Islamic Centre belum direalisasikan, terdapat data-data yang tidak bisa didapatkan dikarenakan belum adanya rencana yang merinci terkait pengguna, fasilitas, dan kegiatan sehingga perlu mengkritisi lebih lanjut. Dengan begitu, untuk mengatasi hal rersebut maka perancangan ini ditujukan untuk menjadikan Sawahlunto Islamic Centre sebagai ikon wisata religi di Sawahlunto yang di dalamnya terdapat kegiatan dan atraksi keagamaan seperti galeri islami, manasik haji, mabit, dan kegiatan besar Islam yang perancangannya dipadukan dengan warisan budaya lokal Sawahlunto serta integrasinya dengan warisan budaya Minangkabau sebagai daya tarik wisata. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung terkait lokasi, potensi, tingkah laku dan warisan budaya Sawahlunto dan Minangkabau. Di samping itu, metode lainnya dilakukan dengan tinjauan proyek serupa yaitu Al-Ma’muda Manasik Centre Tanggerang , Wisata Religi Emaki Lembang Al-Ma’sum, dan Masjdi Raya AlJabar. Di samping itu, metode dilakukan dengan mewawancarai pihak yang bersangkutan seperti kementrian agama dan PUPR Sawahlunto sebagai perencana Sawahlunto Islamic Centre serta studi pustaka terkait wisata religi islami. Setelah itu, data dianalisis dan diprogram sehingga menjadi landasan dalam program ruang dan konsep perancangan yang dapat menjawab permasalahan. Perancangan ini menghasilkan rencana program kegiatan, fasilitas dan konsep desain untuk Sawahlunto Islamic Religy Tourism Centre yang dirancang sebagai salah satu ikon wisata religi di Sawahlunto yang didalamnya mengakomodasi kegiatan acara besar Islam, galeri jejak Islam di Sawahlunto, serta kelas mabit dan manasik haji. Perancangan ini menghasilkan konsep perancangan, gambar kerja, model tiga dimensi, maket dan hasil visual lainnya yang dihasilkan dari rumusan konsep ”Jejak Islam di Sawahlunto” dengan mencetus tiga kata kunci yaitu Religy, Local, dan Heritage yang didasari dari perwujudan nilai-nilai religi, budaya dan tradisi khas Minangkabau, serta pemanfaatan ikon kota Sawahlunto sebagai kota tua warisan budaya oleh UNESCO dengan mengadaptasi bangunan bersejarah khas kolonial Belanda sebagai ciri praktik tambang batu bara serta batu bara itu sendiri.