Abstrak Lusiana Armi 17320025
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk merancang Sawahlunto Islamic Religious Tourism
Centre sebagai salah satu fasilitas di Sawahlunto Islamic Center yang ditujukan
sebagai ikon wisata religi di Sawahlunto yang menyajikan berbagai kegiatan dan
atraksi wisata religi yang diintegrasikan dengan unsur lokal Sawahlunto.
Sawahlunto dinobatkan sebagai ”Warisan Budaya Kota Tua Tambang Batu Bara
Ombilin” oleh UNESCO. Selain itu, Sawahlunto memiliki mayoritas penduduk
beragama Islam. Namun, Sawahlunto belum memiliki fasilitas keagamaan dan
wisata religi yang memadai dan menarik wisatawan. Hal ini dilihat dari Masjid
Agung terbesar yang ada di Sawahlunto dengan luas 120 m2 yang digunakan untuk
berbagai kegiatan ke-Islaman di dalam satu area serta wisata religi yang hanya
berupa makam-makam Syekh penyebar agama Islam di Sawahlunto. Pemerintah
Sawahlunto sudah memiliki rencana pembangunan Sawahlunto Islamic Centre
sebagai pusat ke-Islaman dan wisata religi yang sejalan dengan falsafah
Minangkabu yaitu ” Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabulloh”.Oleh
karena Sawahlunto Islamic Centre belum direalisasikan, terdapat data-data yang
tidak bisa didapatkan dikarenakan belum adanya rencana yang merinci terkait
pengguna, fasilitas, dan kegiatan sehingga perlu mengkritisi lebih lanjut. Dengan
begitu, untuk mengatasi hal rersebut maka perancangan ini ditujukan untuk
menjadikan Sawahlunto Islamic Centre sebagai ikon wisata religi di Sawahlunto
yang di dalamnya terdapat kegiatan dan atraksi keagamaan seperti galeri islami,
manasik haji, mabit, dan kegiatan besar Islam yang perancangannya dipadukan
dengan warisan budaya lokal Sawahlunto serta integrasinya dengan warisan
budaya Minangkabau sebagai daya tarik wisata.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan
dengan pengamatan secara langsung terkait lokasi, potensi, tingkah laku dan
warisan budaya Sawahlunto dan Minangkabau. Di samping itu, metode lainnya
dilakukan dengan tinjauan proyek serupa yaitu Al-Ma’muda Manasik Centre
Tanggerang , Wisata Religi Emaki Lembang Al-Ma’sum, dan Masjdi Raya AlJabar.
Di samping itu, metode dilakukan dengan mewawancarai pihak yang
bersangkutan seperti kementrian agama dan PUPR Sawahlunto sebagai perencana
Sawahlunto Islamic Centre serta studi pustaka terkait wisata religi islami. Setelah
itu, data dianalisis dan diprogram sehingga menjadi landasan dalam program ruang
dan konsep perancangan yang dapat menjawab permasalahan.
Perancangan ini menghasilkan rencana program kegiatan, fasilitas dan konsep
desain untuk Sawahlunto Islamic Religy Tourism Centre yang dirancang sebagai
salah satu ikon wisata religi di Sawahlunto yang didalamnya mengakomodasi
kegiatan acara besar Islam, galeri jejak Islam di Sawahlunto, serta kelas mabit dan
manasik haji. Perancangan ini menghasilkan konsep perancangan, gambar kerja,
model tiga dimensi, maket dan hasil visual lainnya yang dihasilkan dari rumusan
konsep ”Jejak Islam di Sawahlunto” dengan mencetus tiga kata kunci yaitu Religy,
Local, dan Heritage yang didasari dari perwujudan nilai-nilai religi, budaya dan
tradisi khas Minangkabau, serta pemanfaatan ikon kota Sawahlunto sebagai kota
tua warisan budaya oleh UNESCO dengan mengadaptasi bangunan bersejarah khas
kolonial Belanda sebagai ciri praktik tambang batu bara serta batu bara itu sendiri.