Abstrak Maria Josef Retno Budi Wahyuni [37020009]
PUBLIC Open In Flip Book Noor Pujiati.,S.Sos
Ritual Mapag Toya adalah tradisi budaya agraris yang masih terjaga oleh
masyarakat Hindu Bali dalam tata kelola pengairan tradisional di subak yang diakui
sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Tradisi praktik budaya Ritual Mapag
Toya dicirikan oleh kekuatan mitos dan simbol yang mengandung nilai luhur serta
makna relasi harmonis manusia, alam, dan Sang Pencipta sebagai manifestasi
konsep Tri Hita Karana (parhyangan, pawongan, palemahan) untuk mencapai
keseimbangan alam semesta, kebahagiaan kesejahteraan, kebahagiaan, dan
kemakmuran (jagadhita) melalui unsur air dan padi. Ritual Mapag Toya saat ini
masih terjaga untuk tetap dilaksanakan sebagai tradisi namun di sisi lain generasi
muda masyarakat Bali mulai terimbas modernisasi sehingga berdampak pada pola
pikir dan perilaku ke arah modern dan ekonomis, memberikan dampak kepunahan
subak karena alih fungsi lahan, ketersediaan air bersih yang terbatas, kerusakan
lingkungan, kurangnya minat generasi muda untuk bekerja sebagai petani, serta
memengaruhi pesan yang terkandung dalam praktik budaya Ritual Mapag Toya
seiring berjalannya waktu hingga saat ini. Ritual Mapag Toya dalam konteks
warisan budaya takbenda, saat ini menjadi penting untuk dilestarikan karena
pengetahuan tradisional semakin sulit dipahami dengan masifnya penyerapan
budaya global melalui kemudahan akses pada teknologi informasi. Perlunya
mengkomunikasikan kembali pengetahuan tradisional praktik budaya Ritual
Mapag Toya beserta nilai-nilai pemuliaan air sebagai upaya transmisi pengetahuan
kepada generasi penerus melalui pengarsipan secara digital. Pengarsipan digital
praktik budaya Mapag Toya mencakup ritual, simbol, dan mitos dengan proses
remediasi berbasis Narasi Visual Digital Mitografi untuk memberikan pemahaman
yang lengkap tentang nilai-nilai yang direfleksikan dalam praktik Ritual Mapag
Toya kepada generasi muda masyarakat Bali.