digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Infrastruktur rel kereta api memainkan peran krusial dalam sistem transportasi Indonesia. Keandalan rel sangat penting untuk mencegah kegagalan dan gangguan operasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi inspeksi yang tepat guna untuk menjaga rel kereta dalam kondisi optimal dan aman, sambil meminimalkan biaya perawatan. Pembaruan berkala pada rel juga menjadi kunci untuk mempertahankan performa dan efisiensi jangka panjangnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sisa umur pakai (remaining life) jalan rel, menentukan interval inspeksi optimal berdasarkan pendekatan keandalan (reliability), dan menghitung biaya siklus hidup (life cycle cost) jalan rel pada koridor Solobalapan-Yogyakarta sepanjang 59 km. Metodologi penelitian meliputi analisis data kerusakan, waktu perbaikan, biaya inspeksi dan perbaikan, serta data tonase jalan rel. Data yang dianalisis mencakup riwayat kerusakan jalan rel, waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi rutin dan perbaikan, serta data tonase jalan rel yang menggambarkan beban lalu lintas. Untuk setiap segmen jalan rel, dilakukan analisis statistik untuk menentukan distribusi probabilitas dari dua parameter utama: waktu antar kerusakan (time between failure) dan waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan (time to repair). Analisis statistik ini melibatkan uji kecocokan distribusi untuk menentukan distribusi probabilitas yang paling sesuai. Hasil dari analisis ini kemudian digunakan sebagai input untuk perhitungan keandalan (reliability) dan ketersediaan (availability) setiap segmen jalan rel, yang selanjutnya menjadi dasar untuk estimasi remaining life dan penentuan interval inspeksi optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaining life jalan rel bervariasi antara 7,586 hingga 16,145 tahun. Interval inspeksi optimal ditetapkan sekitar 9,6 jam berdasarkan target keandalan 90% yang ditetapkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Faktor-faktor seperti berat rel per meter, availability, dan tonase tahunan diidentifikasi sebagai variabel yang sangat mempengaruhi sisa umur operasional rel. Analisis biaya menunjukkan bahwa penerapan interval inspeksi yang diusulkan dapat menghasilkan efisiensi sebesar Rp1.411.203.501 dibandingkan dengan praktik eksisting. Lebih lanjut, pendekatan Life Cycle Cost menunjukkan potensi penghematan sebesar 13,37% selama periode 16 tahun dibandingkan dengan metode perawatan eksisting. Kesimpulan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan pemeliharaan jalan rel yang lebih efektif dan efisien oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).