Infrastruktur rel kereta api memainkan peran krusial dalam sistem transportasi
Indonesia. Keandalan rel sangat penting untuk mencegah kegagalan dan gangguan
operasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi inspeksi yang tepat guna untuk
menjaga rel kereta dalam kondisi optimal dan aman, sambil meminimalkan biaya
perawatan. Pembaruan berkala pada rel juga menjadi kunci untuk mempertahankan
performa dan efisiensi jangka panjangnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis sisa umur pakai (remaining life) jalan rel, menentukan interval
inspeksi optimal berdasarkan pendekatan keandalan (reliability), dan menghitung
biaya siklus hidup (life cycle cost) jalan rel pada koridor Solobalapan-Yogyakarta
sepanjang 59 km.
Metodologi penelitian meliputi analisis data kerusakan, waktu perbaikan, biaya
inspeksi dan perbaikan, serta data tonase jalan rel. Data yang dianalisis mencakup
riwayat kerusakan jalan rel, waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, biaya yang
dikeluarkan untuk inspeksi rutin dan perbaikan, serta data tonase jalan rel yang
menggambarkan beban lalu lintas. Untuk setiap segmen jalan rel, dilakukan analisis
statistik untuk menentukan distribusi probabilitas dari dua parameter utama: waktu
antar kerusakan (time between failure) dan waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan
(time to repair). Analisis statistik ini melibatkan uji kecocokan distribusi untuk
menentukan distribusi probabilitas yang paling sesuai. Hasil dari analisis ini
kemudian digunakan sebagai input untuk perhitungan keandalan (reliability) dan
ketersediaan (availability) setiap segmen jalan rel, yang selanjutnya menjadi dasar
untuk estimasi remaining life dan penentuan interval inspeksi optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaining life jalan rel bervariasi antara 7,586
hingga 16,145 tahun. Interval inspeksi optimal ditetapkan sekitar 9,6 jam
berdasarkan target keandalan 90% yang ditetapkan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero). Faktor-faktor seperti berat rel per meter, availability, dan tonase tahunan
diidentifikasi sebagai variabel yang sangat mempengaruhi sisa umur operasional
rel. Analisis biaya menunjukkan bahwa penerapan interval inspeksi yang diusulkan
dapat menghasilkan efisiensi sebesar Rp1.411.203.501 dibandingkan dengan
praktik eksisting. Lebih lanjut, pendekatan Life Cycle Cost menunjukkan potensi
penghematan sebesar 13,37% selama periode 16 tahun dibandingkan dengan
metode perawatan eksisting. Kesimpulan penelitian ini dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan pemeliharaan jalan rel yang lebih
efektif dan efisien oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).